Semarang (ANTARA News) - Mantan pebulu tangkis ganda putra nasional, Luluk Hadiyanto tetap bermain untuk Indonesia pada berbagai event internasional, menyusul kabar kepindahannya ke Amerika Serikat untuk melanjutkan kuliahnya di negera tersebut. Ketua PB Djarum Kudus, FX Supandji ketika dihubungi dari Semarang, Kamis, mengatakan, sampai kini pebulu tangkis yang sebelumnya berpasangan dengan Alvent Yulianto masih tercatat sebagai atlet Indonesia dan Djarum Kudus. Bahkan, kata dia, dia (Luluk Hadiyanto) berpasangan dengan Hendra AG membela Indonesia tampil pada Super Series di Malaysia beberapa waktu lalu. "Kami belum menerima surat kepindahan dia ke Amerika Serikat. Dia masih di sini," katanya. Ketua Umum Pengda PBSI Jateng, HM Anwari mengakui, sebenarnya ada dua alternatif untuk Luluk Hadiyanto, apakah akan meneruskan kuliahnya di Amerika Serikat atau tetap main berpasangan dengan Chandra Wijaya untuk terjun di berbagai event bulu tangkis internasional. "Luluk pernah minta tolong kepada Pak Siregar (MF Siregar Sekjen PB PBSI era kepengurusan Sutiyoso) untuk melanjutkan studinya ke Amerika. Kalau tetap bermain bulu tangkis berpasangan dengan Chandra maka kuliahnya ditunda setahun," katanya. Tampaknya Luluk menunda kuliahnya di Amerika Serikat mengingat pada Turnamen Bulu Tangkis Malaysia Open Luluk tampil berpasangan dengan Hendra AG. "Status Luluk itu di luar pelatnas, jadi berpasangan dengan Chandra merupakan pasangan profesional," katanya. Di sisi lain, PB Djarum Kudus tidak bisa mencegah pebulu tangkis yang selama ini dibina di sini untuk pindah ke luar negeri dengan alasan yang berbeda karena untuk masa depan atlet yang bersangkutan. "Terus terang kami tidak bisa mencegah mereka yang pindah ke luar negeri dengan alasan untuk menyongsong masa depannya. Kami hanya membina atlet untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia saja, perkara mereka akhirnya pindah ke luar negeri, itu urusan mereka," Supandji. Menurut dia, kalau yang pindah ke luar negeri karena faktor usia yang sudah tua kemudian di sana menjadi pelatih, tidak ada masalah tetapi kalau yang pindah itu justru pebulu tangkis potensial yang masih bisa diharapkan prestasinya, tentunya PB Djarum juga mengalami kerugian sendiri. PB Djarum Kudus tidak bisa mencegah kepindahan mereka karena merekalah yang akhirnya bisa menentukan masa depannya sendiri. "Kita menyayangkan pindahnya atlet-atlet potensial tersebut tetapi bagaimana lagi, itu kemauan mereka untuk menentukan masa depannya sendiri," katanya. Ia menyebutkan, atlet potensial yang dari Djarum Kudus yang pindah ke luar negeri selama tahun 2008, di antaranya adalah Indra Kurniawan yang pindah ke Swiss, Ferial (tunggal putri) yang pindah ke Turki, dan lain sebagainya. Pebulutangkis putri, Ferial, kata dia, yang pindah ke Turki ternyata yang bersangkutan bisa meraih prestasi di event-event ionternasional. "Kabar terakhir yang kami terima, Ferial berhasil keluar sebagai juara kedua ganda campuran pada turnamen bulu tangkis di Yunani beberapa waktu lalu. Ferial yang pindah sekitar bulan September 2008 ini sering memberitahukan perkembangan prestasi kepada saya," katanya. Sebenarnya, kata dia, kalau dihitung dari dulu, tentunya banyak pebulu tangkis Djarum Kudus yang pindah ke luar negeri, baik sebagai pelatih maupun atlet seperti Johan Hadikusuma ke Hongkong akhirnya kembali lagi ke Indonesia, Fung Permadi pernah bermain untuk Taiwan sebelum akhirnya kembali ke Indonesia dan menjadi pelatih di Djarum Kudus, Basri Yusuf, Roy (Peru), dan lain sebagainya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009