Jakarta (ANTARA) - Tadej Pogacar mengendalikan lomba dan memperlebar jaraknya sebagai pimpinan klasemen umum Tour de France setelah memenangi etape 17 di Col du Portet pada Rabu.

Juara bertahan asal Slovenia itu melakukan sprint demi mengalahkan pebalap Denmark Jonas Vingegaard dan pebalap Ekuador Richard Carapaz di puncak Col du Portet (16km pada 8,7%) untuk meraih kemenangan etape tanjakan pertamanya di Tour tahun ini setelah menjadi penyerang pertama di tanjakan terakhir.

Dengan hasil itu Pogacar kini memimpin lima menit 39 detik dari Vingegaard di saat Carapaz menempati peringkat tiga empat detik berselang, sedangkan pebalap Kolombia Rigoberto Uran merosot ke peringkat empat, 7:17 dari pemuncak klasemen, setelah kelelahan di tengah kabut Col du Portet.

Pogacar meninggalkan lawan-lawannya 8,4km dari puncak jalur pegunungan Pyrenees dan hanya Vingegaard, Carapaz, dan Uran yang mampu mengejar pada awalnya.

Akselerasi kedua terbukti fatal bagi Uran, yang akan membutuhkan pemulihan waktu yang besar di etape 18 pada Kamis menuju Luz Ardiden, etape tanjakan terakhir di Tour.

Apabila tidak tumbang pada Kamis, Pogacar kemungkinan mempertahankan titelnya dan sementara ia tak sedominan di pegunungan Alpen, pebalap berusia 22 tahun itu tak pernah cemas dengan apa yang disebut sebagai etape terberat tersebut.

Baca juga: Pogacar adem ayem di puncak klasemen umum Tour de France

"Pekan lalu kami bekerja keras, tim selalu di depan untuk mengendalikan balapan. Hari ini , dengan breakaway kecil, kami melihat kesempatan untuk memenangi etape ini," kata pebalap tim UAE tersebut, yang juga mendekati pebalap Belanda Wout Poels di klasifikasi tanjakan.

"Saya sangat senang memenangi tanjakan terberat di Tour. Rekan-rekan satu tim saya mengerahkan segalanya dan saya berhutang kepada mereka. Menang dengan jersey kuning di puncak saya adalah sesuatu yang tak bisa saya gambarkan.

"Besok apabila kami bisa mengendalikan seperti yang kami lakukan hari ini kami akan mencoba lagi, tapi kita lihat nanti."

Carapaz, yang menjadi pemimpin tim Ineos Granadier, siap menyerang Pogacar dan Vingegaard di tanjakan curam menuju finis pada ketinggian 2.215 meter dan kendati tampat kesakitan, juara Giro d'Italia 2019 itu menyerang 1,4km dari puncak.

Pogacar, yang sepertinya jengkel dengan tingkah Carapaz, mengikutinya sedangkan Vingegaard tertinggal, sebelum sang pebalap Denmark mengejar.

Baca juga: Tadej Pogacar bakal kembali diterpa isu doping

Vingegaar yakin Carapaz menggertak.

"Bahkan ketika kami santai dia terlihat menderita, jadi saya tahu dia akan menyerang," kata pebalap berusia 24 tahun.

Pogacar kemudian memacu sepedanya dan tidak bisa terkejar, mengamankan kemenangan yang solid sebelum merebahkan diri karena kelelahan.

Mengetahui rival-rivalnya kelelahan, Vingegaar, yang mengambil alih pimpinan tim Jumbo-Visma setelah runner-up tahun lalu Primoz Roglic mundur menyusul kecelakaan, mengatakan: "Saya sangat senang tentang bagaimana hari ini berjalan, khususnya sejak saya berkutat dengan Uran."

Pebalap Prancis David Gaudu finis keempat hari itu, berjarak 1:19 dari juara etape.

Baca juga: Pebalap sepeda Riccardo Ricco dilarang seumur hidup
Baca juga: Peter Sagan cenderung pilih Tour de France ketimbang Olimpiade
Baca juga: Giro d'Italia menguntungkan bagi para spesialis tanjakan

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021