Brussels (ANTARA News) - Para pemimpin Eropa dan Asia  mendesak junta Myanmar untuk membebaskan para tawanan politik serta menjamin pemilihan November berlangsung bebas dan adil. Pernyataan itu dikeluarkan pada penutupan pertemuan puncak Asia -Eropa (ASEM) yang dihadiri  46 pemimpin negara.

ASEM mendorong rezim militer Myanmar  untuk "melakukan langkah-langkah yang memadai  guna menjamin bahwa pemilihan itu akan bebas, adil dan inklusif", kata naskah yang disahkan pada pertemuan puncak itu. Pertemuan puncak itu juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Myanmar Nyan Win.

"Pembebasan tepat pada waktunya atas orang-orang yang ditahan itu akan mendukung pemilihan  menjadi lebih inklusif, partisipatori dan transparan," kata pernyataan itu.

Amnesti Internasional mengatakan sekitar 2.200 tawanan politik sekarang ini merana dalam sejumlah penjara di negara itu.

Myanmar kini sedang mempersiapkan pemilihan 7 November tapi  tidak mengikutsertakan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, yang sekarang dalam tahanan rumah, dan partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Junta mengumumkan pekan lalu bahwa Suu Kyi,  penerima hadiah Nobel perdamaian, akan dibebaskan setelah pemilihan pertama kali dalam dua dasawarsa di negara itu.
(S008/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010