London (ANTARA News/AFP) - Dolar Amerika Serikat merosot ke posisi terendah baru delapan bulan terhadap euro dan emas mencapai rekor tertinggi karena para investor bertaruh bahwa otoritas Amerika akan mengambil langkah-langkah stimulus lebih untuk menjaga pemulihan di jalurnya.

Dealer mengatakan, pasar semakin mengharapkan Federal Reserve AS untuk memompa lebih banyak uang ke dalam sistem sekali lagi untuk membantu ekonomi keluar dari masalah, sekalipun hal itu melemahkan dolar dan memicu risiko inflasi.

Mengurangi risiko, terutama pada inflasi dan kembali ke ultra-rendah pada dolar, meningkatkan daya tarik mata uang lainnya dan aset `safe haven` seperti emas, yang telah menorehkan serangkaian rekor dalam beberapa pekan terakhir.

Dolar berada dalam tekanan tambahan setelah sebuah laporan AS menunjukkan kehilangan pekerjaan tak terduga di sektor swasta pada September, menyorot serius masalah yang dihadapi perekonomian.

Pada akhir perdagangan London, euro berada di 1,3940 dolar, tingkat yang tidak terlihat sejak awal Februari dan di 1,3834 dolar di New York pada Selasa malam.

Dolar juga turun tajam terhadap unit Jepang di posisi terendah 15 tahun pada 82,81 yen setelah 83,21 yen.

Emas ditutup pada 1.346,50 dolar per ounce, naik dari 1.330,50 dolar pada Selasa setelah mencapai tertinggi bersejarah 1.349,80 dolar.

"Investor masih memilih emas di tengah ekspektasi lebih rendahnya imbal hasil mata uang di seluruh dunia ... dengan ancaman inflasi menjadi semakin begitu nyata dalam jangka panjang," kata analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.

Euro menderita di awal hari ketika lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat kredit Irlandia tetapi kemudian naik kembali ketika perusahaan gaji (payrolls) ADP mengatakan pekerjaan sektor swasta AS turun tajam untuk pertama kalinya sejak Februari.

Pasar memperkirakan kenaikan sebesar 18.000 pekerjaan pada September tetapi mendapat gantinya kehilangan 39.000.

"Penurunan pekerjaan swasta pada September menegaskan jeda dalam pemulihan ekonomi telah terbukti dalam data lain," kata laporan ADP.

Namun ADP merevisi angka Agustus dari penurunan sebesar 10.000 pekerjaan ke meningkat sebesar 10.000 pekerjaan, meringankan beberapa dampak kerugian.

Spekulasi bahwa Fed akan mencetak lebih banyak dolar karena mencoba untuk memulai perekonomian AS meningkat, setelah langkah mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) pada Selasa, menurunkan suku bunganya menjadi mendekati nol.

Langkah BoJ "menunjukkan bahwa ancaman pelonggaran lebih lanjut Fed tetap kunci dan faktor besar untuk pasar uang, menyiratkan lebih lanjut kerentanan jangka pendek untuk greenback," kata analis Wells Fargo Bank, Vassili Serebriakov.

Sebaliknya, Bank Sentral Eropa secara luas diperkirakan untuk menjaga lebih tegas kebijakan moneternya, memastikan euro menawarkan hasil yang lebih tinggi untuk investor.

"Kontras dalam pengaturan kebijakan adalah kekuatan pendorong di belakang pasar valuta asing pada saat ini," kata analis Credit Agricole, Daragh Maher.

Pada akhir perdagangan London, euro berpindah tangan pada 1,3940 dolar terhadap 1,3834 dolar di New York pada akhir Selasa, di 115,29 yen (115,11), 0,8753 pound (0,8707) dan 1,3376 franc Swiss (1,3376).

Dolar berada pada 82,81 yen (83,21) dan 0,9599 franc Swiss (0,9664). Pound berada pada 1,5906 dolar (1,5884). (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010