Tegal (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, meminta polisi mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan terhadap siswi Sekolah Menengah Atas Negeri I Kramat yang dilakukan seorang guru di sekolah tersebut.

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tegal, Wakhidin, di Tegal, Kamis, mengatakan, kasus penganiayaan terhadap Sri Kanti (15) siswi SMA Negeri I Kramat itu sepatutnya tidak dilakukan oleh seorang guru sehingga kasus itu harus diusut tuntas.

"Kami meminta pihak sekolah dan polisi harus menuntaskan kasus penganiyaan ini dan menangkap pelakunya," katanya.

Ia mengatakan, kasus penganiayaan di dunia pendidikan tidak perlu terjadi karena sekolah bukan sebagai tempat kekerasan melainkan untuk mencari ilmu yang bermanfaat.

Lembaga pendidikan, katanya, merupakan tempat memperbaiki akhlak siswa, tetapi mengapa guru yang dijadikan panutan menimba ilmu melakukan tindakan kekerasan terhadap anak didiknya.

"Pelaku kekerasan di sekolah harus diusut tuntas agar kasus yang sama jangan sampai terulang," kata politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Kapolsek Kramat, AKP Poniman mengatakan, polisi telah memeriksa dua saksi termasuk korban terhadap kasus penganiayaan siswi tersebut.

Berkas laporan kasus penganiayaan yang menimpa Sri Kanti, katanya, telah dilimpahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UUPA) Polres Tegal.

Humas SMA Negeri I Kramat Sobri mengatakan, setelah terjadi kasus dugaan penganiayaan terhadap siswi yang terjadi Senin (4/10), pelaku Sudibyo, guru pengawas tersebut dalam tiga hari terakhir tidak masuk kantor.

"Sejak terjadinya kasus penganiayaan, yang bersangkutan tidak masuk kantor," katanya.

Sementara itu, korban Sri Kanti mengatakan, kasus penganiayaan terjadi saat dirinya meminjam pulpen pada temannya, Rofah, tetapi alat tulis itu tidak berfungsi.

Alat tulis itu, menurut dia, kemudian dikembalikan kepada pemiliknya.

"Pada saat itu kemungkinan saya dicurigai menyontek pada Rofah sehingga guru pengawas tersebut langsung menendang dan memukul bagian kepala, yang membuat saya tidak sadarkan diri," katanya. (KTD/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010