Kendari (ANTARA News) - Sedikitnya 90 hektare kebun milik masyarakat yang ditanami ubi kayu dipastikan puso atau gagal panen karena serangan hama babi.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara (Sultra), Absutan di Kendari, Sabtu mengatakan petani terus berupaya mengantisipasi serangan hama babi dengan membangun pagar berkonstruksi batu maupun kayu.

Selain mengantisipasi serangan hama babi dengan pemagaran keliling, juga digalakkan penangkapan babi untuk dikonsumsi bagi kalangan tertentu.

Bahkan, petani menebar racun di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk untuk memusnahkan hama babi yang meresahkan.

"Kami (Balai Proteksi Tanaman Pangan, red) secara terus menerus memberi penyuluhan kepada petani untuk mencari solusi mengatasi serangan hama yang mengancam keberhasilan panen," kata Abustam.

Dari luas 99 hektare ubi kayu yang gagal panen tersebar pada Kabupaten Konawe Selatan (30 hektare), Kabupaten Buton dan Kota Kendari (15 hektare), Bombana dan Kota Bau Bau (12 haktare)dan Konawe seluas enam hektare.

Sedangkan, Kabupaten Muna, Kolaka, Wakatobi, Kolaka Utara serta Buton Utara bebas dari serangan hama babi.

"Daerah korban serangan hama babi perlu menimba pengalaman di daerah-daerah yang bebas untuk mengetahui cara mengatasinya," kata Abustam.

Selain serangan hama babi juga tanaman ubi kayu rawan dari hama tikus.

Tercatat 31 hektare tanaman ubi kayu gagal panen karena serangan hama tikus.

Dari 31 hektare tersebut tersebar pada Kabupaten Kolaka 13 hektare, Buton 10 hektare dan Kabupaten Konawe seluas delapan hektare. (S032/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010