Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia Senin di tengah tumbuhnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, akan mengumumkan berbagai langkah baru untuk mendorong ekonomi terbesar dunia itu, kata para analis.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman November naik 42 sen menjadi 83,08 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah "Brent North Sea" juga pengapalan November naik 21 sen ke posisi 84,24 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Ekonomi AS tak terduga melepaskan 95.000 pekerjaan non-pertanian pada September dan pengangguran tetap terjebak pada angka 9,6 persen, data pemerintah menunjukkan, menyoroti pemulihan ekonomi yang lesu.

Selain itu pembacaan data penggajian non pertanian juga ditandai kemerosotan tajam dari revisi kehilangan 57.000 pekerjaan pada Agustus.

"Laporan penggajian September itu menambah bukti bahwa pemulihan (AS) adalah kehilangan sedikit momentum ke depan -- dan akan mendorong pemecahan lebih lunak pejabat Fed untuk menekan maju dengan putaran lain pelonggaran kuantitatif," kata analis Capital Economics, Paul Ashworth.

Dolar yang lebih lemah cenderung meningkatkan permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar, yang pada gilirannya mengangkat harga.

"Faktor utama adalah ekspektasi nyata bahwa the Fed akan melakukan pengurangan kuantitatif putaran ke dua," kata Victor Shum, analis konsultan energi Purvin and Gertz.

Berdasarkan suatu kebijakan, "greenback" melemah dan kecenderungan ini mendorong permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dengan dolar dari investor yang memiliki mata-mata uang lainnya.

Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan pertemuan di Wina Kamis mendatang untuk memutuskan target produksi, tetapi para analis belum melakukan kecuali kartel minyak itu mengumumkan setiap perubahan dengan harga saat ini di kisaran di atas 80 dolar per barel.

"OPEC akan bertemu pada 14 Oktober dan diasumsikan bahwa mereka akan menetapkan tidak merubah harga minyak," kata Olivier Jakob, analis untuk konsultan Petromatrix.

Minyak diperdagangkan di kisaran 70 hingga 80 dolar untuk setahun terakhir--suatu level yang dipertimbangkan layak oleh negara-negara anggota OPEC yang masih menghadapi ketidakpastian prospek permintaan karena negara-negara anggota tersebut masih sulit untuk bangkit dari resesi.

OPEC mempunyai tingkat produksi resmi 24,84 juta barel per hari sejak Januari 2009 setelah terjadi penurunan masif dalam produksi yang dimaksudkan untuk mencegah terus menurunnya harga. OPEC memompa sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010