Baghdad (ANTARA News/AFP) - PM Irak Nuri al-Maliki mengunjungi Suriah, Rabu, untuk pembicaraan dengan Presiden Bashar al-Assad setelah perselisihan setahun lamanya antara kedua tetangga itu yang dipicu oleh pemboman besar di Baghdad.

"Perdana Menteri Nuri al-Maliki akan memulai Rabu, besok, kunjungan ke Suriah, negara saudara kami, tempat ia akan bertemu dengan yang mulia, Presiden Bashar al-Assad, dan Perdana Menteri Naji Otri," demikian menurut pernyataan kantor Maliki yang dikeluarkan Selasa.

Misi Maliki ke Damaskus, kata pernyataan itu, merupakan bagian dari serangkaian kunjungan "ke ibukota-ibukota Arab yang berbeda untuk menanggapi undangan yang telah ia terima".

Pada Ahad, duta besar Irak untuk Damaskus telah memulai lagi tugasnya, lebih dari setahun setelah perselisihan yang dipicu oleh serangan bom truk sangat besar yang Baghdad katakan direncanakan di Suriah, tuduhan yang telah dibantah oleh Damaskus.

Duta besar Suriah dan Irak telah ditarik pulang oleh pemerintah masing-masing pada Agustus 2009 segera sesudah pemboman itu. Serangan itu telah merusak kementerian keuangan dan kementerian urusan luar negeri serta menyebabkan 95 orang tewas dan sekitar 600 orang terluka.

Alaa Hussein al-Jawadi telah ditunjuk sebagai duta besar pertama Irak pada Februari 2009 ketika kedua tetangga itu membina kembnali hubungan diplomatik setelah 28 tahun. Duta Besar Suriah untuk Irak, Nawaf al-Fares, ditunjuk ke Baghdad empat bulan sebelumnya.

Irak menuduh Suriah telah melindungi dua gerilyawan, Mohammed Yunis al-Ahmed dan Sattam Farhan, yang dituduh menyusun serangan bom besar tahun lalu itu, yang mendorong penyangkalan Damaskus.

Jurubicara pemerintah Baghdad Ali al-Dabbagh mengatakan bulan lalu bahwa permintaan ekstradisi kedua pria itu masih menunggu, tapi Irak yakin "hubungan perlu berkembang dengan kemauan baik dari kedua belah pihak".

Dabbagh menambahkan bahwa Baghdad ingin meningkatkan hubungan ekonomi dengan Damaskus, setelah kedua belah pihak setuju bulan lalu untuk membangun dua pipa minyak yang menghubungkan Irak dan pelabuhan Laut Tengah melalui Suriah guna mengekspor minyak mentah. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010