London (ANTARA News) - Bagi perancang busana kenamaan Indonesia, Ghea Panggabean, 30 tahun berkarya di dunia fashion bukanlah waktu yang singkat untuk bisa tampil memperagakan rancangannya di kota mode dunia Milan, Italia.

Ghea yang dengan intens memperkenalkan rancangannya dengan mengunakan bahan tradisional Indonesia, mana kala perancang lainnya berkiblat ke Barat, Ghea yang masa mudahnya dihabiskan di Eropa justru kebalikannya merasa bangga unjuk kebolehannya di Roma dan Milan.

Kain tapis dari Palembang dan jumputan menjadi khas dalam setiap rancangan Ghea diundang Dubes RI di Roma , Italia, Mohamad Oemar, untuk tampil dalam acara resepsi HUT RI ke-65 dan sekaligus peragaan busana yang dikemas dalam "The Splendour of Indonesia" yang berlangsung di Hotel Sheraton, Roma yang pada akhir September lalu.

Ghea bersama Ghea Fashion Studio berhasil memukau sekitar 500 orang yang hadir pada acara fashion show di Roma, diataranya dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah, anggota parlemen, komunitas mode, pengusaha dan media massa.

Pada peragaan di sela sela penyelenggaraan Milan Fashion Week yang menjadi salah satu kiblat dunia mode di dunia, Ghea menghipnotis kalangan dunia mode di Milan dalam peragaan busana yang menggunakan bahan dan motif tradisional.

General Manager Alta Roma, Asosiasi Mode dan Perancang Busana Italia, di Roma, Adriano Franchi, mengakui berbagai kain eksotik warisan budaya Indonesia yang dirancang Ghea Panggabean sesuai trend mode terkini dunia dinilai unik dan berkualitas tinggi.

Adriano Franchi, mengakui bahwa rancangan Ghea pantas menjadi menu utama pada Milan Fashion Week, pekan peragaan busana tahunan paling bergengsi bagi perancang mode papan atas Italia.

Ghea Panggabean bersama Ghea Fashion Studio yang pada Agustus lalu mengelar peragaan busana pada acara yang diadakan yayasan Prince Albert Donadation di Monte Carlo, mendapat sambutan dari kalangan dunia mode saat mengelar peragaan busananya disela sela Milan Fashion Week.

Di kota yang menjadi salah satu kiblat mode dunia itu, Ibu dua gadis gembar yang sudah dewasa ini berhasil menarik perhatian dan kalangan mode sambutan meriah dari kalangan dunia mode di salah satu kota mode terkemuka di Eropa.

Counsellor Pensosbud KBRI Roma Musurifun Lajawa mengatakan Indonesia berusaha membidik pasar mode dunia melalui pagelaran busana dan budaya bertajuk "Reinventing Heritage" atau "Menemukan Kembali Warisan Budaya Bangsa" di sela Milan Fashion Week di Italia itu.

Dalam acara tesebut dikemas Ghea Fashion Studio bekerja sama dengan KBRI Roma dan Kementerian Budaya dan Pariwisata RI, berusaha memperkenalkan keunggulan karya perpaduan harmonis antara beragam kain sebagai warisan budaya Indonesia yang dirancang sesuai dengan tren industri mode dunia.

Tahun lalu rancangan wanita kelahiran Heemraad-singel, Rotterdam, pada tahun 1955, juga ikut menyemarakan promosi Indonesia selama sebulan di megastore bekas milik Mohamad Al Fayet, Harrods, yang terlatak didaerah elit kota London.

Dalam acara peragaan busananya di Milan dan Roma, Ghea Panggabean berkolaborasi dengan seniman tari Martinus Miroto itu berhasil memukau undangan, bahkan banyak diantaranya harus rela berdiri.

Ghea Panggabean kepada koresponden Antara London, mengakui bahwa ia sangat puas dengan seluruh acara , hal ini berkat teamwork dan juga dukungan dari berbagai pihak.

Ghea yang memperkenalkan "Glimpses of Indonesia" yang kaya akan budaya "rich cultural heritage" melalui journey into Fashion, Dance and Culture. Suatu kombinasinya yang pas, ujar Ghea yang dalam acara peragaan busana itu juga digelar pameran kain Heritage textiles dari Rumah Pesona Kain.


Tiga Daerah

Dalam acara peragaan busana yang berjudul "Reinventing Heritage" Ghea membagi dalam tiga bagian yaitu pertama bertemakan "Spiritual Offering" yang diawali dengan Tari Bali yang dibawakan penari kenamaan Miroto dengan tari Barong lengkap dengan dupanya.

Pada bagian pertama peragaan busana, Ghea menampilkan rancangan busananya yang inspirasinya dari kain Bali dan NTT.

Peragawati kenamaan dari Indonesia dan dipadukan peragawati bermata biru dari Italia berhasil menyedot perhatian undangan dari berbagai kalangan itu.

Pada bagian kedua yang bertemakan "Spirit of Java", peragaan busana diawali dengan penampilan tari klasik Jawa yang dibawakan oleh Miroto dan penari Monique Basalamah itu, busana yang ditampilkan inspirasinya datang dari busana klasik dari Karaton di Jawa.

Sementara bagian ketiga, peragaan yang bertemakan "Swarnadwipa" diawali dengan tarian Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan itu, Ghea menampilkan busana rancangannya yang inspirasinya dari kain songket Palembang.

Ketiga thema yang ditunjang oleh multimedia itu menjadi satu kesatuan yang menarik sesuai dengan keinginan saya, ujar Ghea yang masa kecilnya mengikuti tugas sang ayah, pegawai pajak yang menjadi diplomat.

"Its wonderfull," ujar Nathalie Gavotti Di Castellaro, salah satu undangan yang merasa kagum dengan keindahan busana rancangan Ghea Panggabean yang dipadukan dengan penampilan seniman tari Monique Basalamah dan Miroto membawakan tarian "Spirit of Java".

Acara yang digelar KBRI Roma bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diawali dengan penampilan busana karya murid sekolah mode Accademia Internasionale d'Alta Mode e d' Arte del Costume, Koefia.

Bianca Cimiotta Lami dari Koefia sangat suprais dengan acara peragaan busana yang dipadukan dengan penampilan kesenian tradisional Indonesia berupa tari tarian.

"Very interesting," ujarnya menambahkan bahwa satu pertunjukkan yang unik memadukan peragaan busana dan penampilan kebudayaan berupa tari tarian, dan ia merasa bangga bisa menjadi bagian dalam acara tersebut.

Sementara itu General Manager AltaRoma Adriano Franchi yang tertarik dengan penampilan fashion show dipadukan dengan penampilan kesenian berupa tari tarian. "Suatu hal yang unik," ujarnya .

Hal yang sama juga disampaikan Arturo Cerulli dari Comune di Monte Argentario, yang menjabat kepala daerah di kota pinggir pantai Italia yang beristrikan wanita Indonesia mengatakan ia berharap bisa mengadakan acara serupa di daerahnya.

"Saya berharap bisa mempromosikan Indonesia di daerah kelahirannya di Monte Artentario, salah satu daerah tujuan wisata di Italia," ujar suami Nunuk .

Pagelaran digelar di sela Milan Fashion Week di Milan sebelumnya juga mendapat sambutan antusias tidak saja dari dunia industry mode tetapi juga dari berbagai kalangan dengan membeli langsung busana hasil rancangan Ghea.

Dalam acara peragaan busana tersebut model Italia berdampingan dengan peragawati papan atas Indonesia di antaranya Agisca Diyose, Nadine Chandrawinata, Paula Verhoven, dan Prinka Cassy.


Dapat pujian

Bahkan disela sela Milan Fashion Week, Ghea menampilkan karyanya yang ternyata mendapat pujian dari seorang fashion editor kenamaan dari majalah mode Collezioni Italy, Alessandro Ferrari.

"Aku seneng mendenger dari dia bahwa fashion Indonesia bisa diterima untuk mata Eropa," ujar Ghea kepada koresponden Antara London yang menyaksikan kekaguman publik Italia akan karya anak bangsa Indonesia.

"Ghea mengakui bahwa amat terkesan dengan spontanitas penonton Italia yang sangat antusias bertepuk tangan setiap ada performance yang mereka hargai," ujar Ghea yang menceritaan kejadian unik di belakang layar.

Ghea mengakui saat peragaan busananya di Milan, ia sempat duduk di kursi belakang untuk melihat efek shownya, dan di sebelahnya ada yang memberikan komentar.

"Kok saya tidak pernah dengar ya tetang designer ini, begitu bagus terjemahan budaya dalam interpretasi fashion yang sangat masa kini dan modern... ini orangnya penuh soul...penjiwaan," ujar Ghea menirukan komentar orang Italia.

Tidak tahan, Ghea yang menguasai lima bahasa secara aktif, yakni Belanda, Jerman, Inggris, Indonesia, dan Perancis pun memperkenalkan diri dan mengakui bahwa dialah yang menjadi perancang busana yang sedang ditampilkan itu.

"Kami sama sama tertawa dan mungkin dia pikir aku masih designer muda," ujar Ghea yang tidak menyangka kalau yang memberikan komentar itu ternyata fashion editor majalah mode Collezioni Italy, Alessandro Ferrari.

Wah aku seneng juga mendenger dari dia bahwa fashion Indonesia bisa diterima di mata Eropa, ujar Ghea senang menyanyi dimana mana di rumah dan di dalam mobil.

Dutabesar RI untuk Roma, Mohamad Oemar merasa bangga dengan keanekaragaman kekayaan budaya termasuk fashion dengan menampilkan karya Ghea Panggaben yang tampil di sela sela Milan Fashion Week di kota Milan, Italia.

Dikatakannya Ghea Panggabean merupakan salah seorang disainer terkemuka Indonesia yang berkecimpung selama 30 tahun di dunia mode dengan koleksi seni berbagai rancangannya dan tetap konsisten dengan karya-karyanya yang mengangkat berbagai budaya etnis Indonesia.

Dubes mengharapkan dengan digelarnya peragaan busana rancangan Ghea Panggabean ini industri fashion Indonesia akan dapat meningkat.

Kegiatan Fashion Show di Roma dilaksanakan dalam rangkaian malam resepsi HUT Ke-65 RI di Hotel Sheraton, Roma, yang dihibur kesenian dari alat musik Sasando yang dibawakan Nicodemus Tenis itu diharapkan akan meningkatkan citra positif Indonesia serta memperluas cakupan kerja sama bilateral Indonesia dengan Italia.

Menurut Musurifun Lajawa, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk merintis masuknya mode busana berkelas dari Indonesia ke salah satu pusat mode dunia yang diharapkan akan dapat mendorong masuknya arus wisatawan Italia ke Indonesia.

Dubes RI untuk Italia, Mohamad Oemar, mengakui peragaan busana yang dilaksanakan atas kerjasama KBRI Roma dan Kementerian Budpar dengan menggandeng Ghea Fashion Studio menjadi pembuka mata masyarakat mode di Italia bahwa Indonesia bukan hanya batik dan bukan hanya Bali.

"Peragaan busana dari Indonesia malam ini sangat profesional, mulai dari perpaduan harmonis antara busana eksotik dan moderen yang ditampilkan para peragawati yang terlatih hingga tari-tarian yang anggun, serta pengaturan panggung, pancahayaan, suara dan acara yang apik," ujar Bianca Lami, Direktur Hubungan Internasional pada KOEFIA, sekolah tinggi mode tertua di Roma.

Penataan ruang pamer dengan jejeran balibo ukuran besar menampilkan foto dan contoh berbagai jenis kain tenun dan pakaian khas daerah sebagai warisan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia sejak zaman dahulu membantu memberikan pemahaman yang utuh kepada para pengunjung mengenai tema "Reinventing Heritage" yang diusung pada acara peragaan busana ini, lanjut Lami.

"Malam ini sungguh menggembirakan menyaksikan sambutan masyarakat Italia di Roma yang sangat antusias terhadap karya rancangan saya," ujar Ghea yang berminat membuka butik Indonesia di Milan.

Ghea mengharapkan para perancang busana muda di tanah air untuk tidak henti-hentinya menggali dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. "Saya sudah 30 tahun berkecimpung di dunia mode tetapi setiap kali menggali kekayaan bangsa dalam bidang kain dan mode, saya selalu menemukan sesuatu yang baru," demikian Ghea Panggabean. (ZG/K004)

Oleh Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010