Kerjasama sektor swasta, pemerintah dan industri logistik penting untuk mewujudkan potensi keberhasilan ekonomi.

     SINGAPURA, 12 Oktober (ANTARA/PRNewswire-Asia-AsiaNet) -- Dengan ditaruhnya harapan ekonomi dunia pada pasar negara berkembang untuk memperkuat pertumbuhan dan pemulihan, DHL, pemimpin pasar global dalam industri logistik, telah mengidentifikasi tiga hambatan utama yang membatasi potensi keberhasilan: biaya pabean yang tinggi, liberalisasi pasar yang lambat dan saluran distribusi yang belum berkembang.

     (Logo: http://www.prnasia.com/sa/2010/09/02/20100902467742-l.jpg )

     Rob Siegers, COO DHL Global Customer Solutions, berkata: "Dua belas 'Hotspot' yang sedang berkembang, dan diidentifikasi dalam World Economic Outlook IMF yang disiarkan awal tahun ini, memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar daripada gabungan ekonomi utama negara-negara berkembang. Sementara hal ini merupakan sesuatu untuk dirayakan, pandangan lebih dekat pada logistik rantai pasokan sangat penting untuk memastikan bahwa ekonomi ini dapat memenuhi pertumbuhan yang telah dijanjikan dalam jangka pendek dan panjang."

     Sebagai pakar global dalam ekspres internasional, angkutan udara dan laut, transportasi jalan dan kereta api serta logistik kontrak, DHL berperan penting memfasilitasi perdagangan antara lebih dari 220 negara dan wilayah, termasuk semua ekonomi yang penting dan sedang berkembang . DHL percaya bahwa untuk memenuhi pertumbuhan yang diharapkan dan kebutuhan logistik yang meningkat, pasar yang sedang berkembang harus segera meningkatkan kemampuan jaringan di semua mode infrastruktur transportasi, mempercepat liberalisasi pasar dan pengembangan zona perdagangan bebas, serta mengurangi biaya pabean.

     Richard Owens, CEO DHL Global Customer Solutions, Asia Pasifik, mengatakan: "Di Asia Pasifik, hampir 15 persen biaya rantai pasokan masih berhubungan dengan pabean dan prosedur regulasi, dibandingkan dengan hanya tiga persen di Eropa. Karena logistik merupakan tulang punggung perdagangan di seluruh dunia, meringankan perpindahan barang dan jasa melalui proses logistik yang lebih baik, sistem infrastruktur dan kebijakan pemerintah di pasar-pasar ini akan memungkinkan pasar yang sedang berkembang mencapai tujuannya sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

     "Industri penting yang berkembang seperti tekstil dan garmen, farmasi serta energi terbarukan juga perlu berperan serta mendorong peningkatan dan kesinambungan dalam rantai pasokan."


     Penelitian Bank Dunia menunjukkan bahwa kinerja logistik suatu negara berdampak relatif tinggi atas pertumbuhan ekonomi dan perdagangan negara mana pun dibandingkan dengan rekan-rekannya di tingkat perkembangan yang sama. DHL, sebagai pemimpin industri, mengutamakan perkembangan berkesinambungan dan bertujuan memperbaiki efisiensi karbon hingga 30 persen pada tahun 2020.

     Owen menambahkan: "Untuk keberhasilan jangka panjang, pasar yang sedang berkembang harus mengutamakan solusi rantai pasokan berkesinambungan dalam agenda. Mulai dari memindahkan beragam kargo dan komoditas hingga mendukung proyek-proyek yang berhubungan dengan energi infrastruktur sampai izin pabean yang kompleks, industri logistik dapat memiliki peranan penting dalam memungkinkan pasar yang sedang berkembang melanjutkan lintasan ke atas mereka dalam integrasi regional/global dengan mendukung, menanam modal dan memperluas kemampuan logistik mendahului kurva permintaan."

     Ekonomi "Hotspot" mencakup Meksiko, Turki, Rusia, Cina daratan, Korea, Taiwan, Thailand, India, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Afrika Selatan dan Brazil. Mereka diperkirakan akan mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata 7,2 persen pada tahun 2015, dibandingkan dengan proyeksi 2,1 persen negara-negara G-7. PDB gabungan ekonomi "Hotspot" ini diperkirakan akan menguasai pangsa 38 persen PDB global pada tahun 2015 -- dua persen lebih tinggi daripada PDB global G-7. Tahun lalu, pertumbuhan PDB rata-rata hotspot ini sebesar 2,8 persen, dibandingkan dengan -3,4 persen untuk negara-negara G-7. Pangsa pasar PDB global 32 persen, hanya 9 persen lebih rendah daripada pangsa G-7.

     Tantangan lain pasar sedang berkembang yang diidentifikasi oleh DHL berupa: pasar yang terfragmentasi, gejolak politik, penduduk berusia muda yang berkembang dengan penghasilan terbatas, masalah bahasa dan komunikasi serta pembagian sosial-ekonomi dalam jumlah penduduk.

     Untuk tetap memiliki daya saing dalam tahap transformasi ini, perusahaan yang berbisnis di atau dengan pasar yang sedang berkembang harus bermitra dengan penyedia logistik berpengalaman. Dalam survei 3PL yang dilakukan oleh DHL pada tahun 2006, lebih dari 80 persen responden menunjukkan bahwa mereka mengandalkan penyedia jasa seperti DHL untuk memperoleh pengetahuan di pasar lokal karena mereka memperluas operasinya ke pasar-pasar yang sedang berkembang seperti China, misalnya. Sejak saat itu, jumlah perusahaan yang mengikutsertakan DHL untuk merancang rantai pasokan mereka telah meningkat -- dan bertambah -- khususnya di pasar-pasar seperti India, Vietnam, Timur Tengah, Amerika Latin dan Rusia.

     DHL -- Perusahaan Logistik bagi Dunia

     DHL adalah pemimpin pasar global dalam industri logistik dan "Perusahaan Logistik bagi Dunia". DHL melakukan keahliannya dalam jasa ekspres internasional, angkutan udara dan laut, transportasi jalan dan kereta api, logistik kontrak serta surat internasional kepada para pelanggannya. Jaringan global yang terdiri dari 220 lebih negara dan wilayah serta sekitar 300.000 karyawan di seluruh dunia memberi pelanggan kualitas layanan unggul dan pengetahuan lokal guna memenuhi kebutuhan rantai pasokan mereka. DHL mengemban tanggung jawab sosialnya dengan mendukung perlindungan iklim, manajemen bencana dan pendidikan.

     DHL adalah bagian dari Deutsche Post DHL. Kelompok ini menghasilkan pendapatan lebih dari 46 miliar euro pada tahun 2009.

     Untuk berita dan peristiwa terkini tentang DHL di Asia Pasifik, kunjungi http://press.ap.dhl.com .

     SUMBER DHL

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010