Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan berhati-hati untuk membuka akses transportasi udara kepada negara-negara Asia Tenggara dalam kerangka keterhubungan ASEAN atau ASEAN Connectivity.



Menko Perekonomian Hatta Radjasa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, usai rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk persiapan menghadiri KTT ASEAN di Viet Nam pekan depan mengatakan wilayah Indonesia yang sangat besar tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.



"Indonesia sendiri memang sangat berhati-hati terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah transportasi udara atau `open sky policy`," ujarnya.



Hatta mengatakan saat ini Indonesia hanya menawarkan sekitar enam bandara untuk dibuka dalam kerangka ASEAN Connectivity.



"Jangan kita itu mau cepat-cepat karena kita juga harus mementingkan nasional kita. Jadi tidak semuanya tiba-tiba harus menjadi liberal di tempat kita ini. Saya contohkan, misalnya soal bandara. Di Indonesia itu ada beberapa puluh bandara, sedangkan kalau bicara Singapura bandara cuma satu itu saja," tuturnya.



Dalam kerangka ASEAN Connectivity, lanjut Hatta, sepuluh negara anggota ASEAN nantinya akan membahas hambatan yang dialami masing-masing anggota untuk perkembangan integrasi ekonomi di kawasan.



"Dalam ASEAN connectivity itu tentu akan ada desain dari infrastruktur kita. Misalkan, kita kebagian soal ferry untuk transportasi laut karena kita negara kepulauan," ujarnya.



Selama berada di Hanoi pekan depan, Hatta menjelaskan, Presiden Yudhoyono selain menghadiri KTT ASEAN juga akan melakukan kunjungan kenegaraan untuk menandatangani nota kesepahaman dengan Vietnam di bidang kerjasama pertahanan dan perikanan.

(T.D013/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010