Kabul (ANTARA News/AFP) - Gerilyawan Taliban Senin menyerbu sebuah pos keamanan di Afghanistan selatan menjelang fajar, memicu bentrokan senjata dan menewaskan delapan penjaga, kata seorang pejabat.

Para penjaga swasta itu tewas pada jam-jam sibuk ketika Taliban menyerbu pos mereka di satu jalan raya di provinsi bergolak Helmand.

Dua penjaga lain cedera dalam pertempuran itu, yang diprakarsai oleh Taliban di distrik Nehri Sarraj, kata Daut Ahmadi, juru bicara pemerintah provinsi kepada AFP.

Seorang pejuang Taliban juga terbunuh dalam baku-tembak itu, katanya menambahkan.

Helmand adalah salah satu titik-panas terburuk dalam pemberontakan Taliban selama hampir sembilan tahun terhadap pemerintah Afghanistan yang didukung Barat, dan puluhan ribu tentara asing bertugas di bawah komando Amerika Serikat dan NATO.

Beberapa jam kemudian, sebuah serangan bom pada jam sibuk menewaskan tiga penduduk sipil dan melukai delapan orang lainnya di kota barat Herat, kata seorang pejabat.

Sebuah bom rakitan, senjata yang menjadi pilihan gerilyawan Taliban untuk melawan pemerintah pasukan asing, diledakkan dekat sebuah kantor pemeriksaan polisi, kata juru bicara provinsi Naqeebullah Arween.

"Tiga warga sipil juga tewas dan delapan penduduk sipil lainnya, termasuk seorang polisi, cedera dalam ledakan hari ini," katanya.

Herat adalah salah satu kota paling makmur di Afghanistan, namun kekerasan pada tahun ini makin menyebar dari selatan ke daerah-daerah lebih aman di barat dan utara negara.

Amerika Serikat dan NATO memiliki lebih dari 150.000 tentara di Afghanistan, termasuk 30.000 prajurit Amerika yang baru-baru ini dikirim sebagai bagian dari peningkatan perlawanan terhadap pemberontakan, bertujuan mempercepat berakhirnya perang yang telah berlangsung sembilan tahun.

Taliban dan para pejuang lainnya - yang sebagian besar mengandalkan pemboman bunuh diri dan bom remot kontrol atau bom rakitan - telah menewaskan hampir 600 tentara asing dalam tahun ini, dibanding 521 pada tahun 2009.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 1.000 warga sipil tewas sebagai akibat aksi kekerasan dalam semester pertama tahun ini, sebagian besar di tangan gerilyawan.(*)

(Uu.H-AK/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010