Jakarta (ANTARA) - Oximeter, alat berukuran relatif kecil yang biasanya dijepitkan pada salah satu jari tangan ini punya peran penting terutama di era pandemi COVID-19 saat ini, yakni mengukur saturasi oksigen darah demi mendeteksi happy hypoxia atau menurunnya kadar oksigen yang bisa berujung  pada berhentinya detak jantung pasien COVID-19 yang kemudian mengakibatkan kematian.

Tetapi, ada saja kekhawatiran alat yang tersedia di pasaran tak asli atau palsu. Beberapa waktu lalu, bahkan tersebar video yang memperlihatkan cara membedakan oximeter asli dan palsu menggunakan pensil.

Terlepas dari benar atau tidaknya cara itu, pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay memberi saran bagi Anda untuk membedakan oximeter asli dan palsu salah satunya dengan memeriksa di jari berbeda dan pada orang berbeda.

"Di alat saturasi oksigen juga ada pengukur detak jantung, jika detak jantungnya sama milik Anda dan tiga orang lain juga sama maka Anda harus pertanyakan (keasliannya)," kata dia kepada ANTARA saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Anda juga bisa memeriksa apakah detak jantung pada alat bisa berubah ketika anda jalan santai atau jalan cepat. Normalnya, detak jantung akan meningkat ketika Anda beraktivitas. Semakin cepat Anda jalan makin meningkat detak jantungnya.

Cara berikutnya, pastikan oximeter yang akan Anda beli sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan dan belilah alat dari toko terpercaya. Kalaupun Anda membeli secara daring, cermati toko yang menjualnya. Jangan beli dari toko jualan abal abal, demikian pesan Vito.

Setelah memastikan keaslian alat, Anda bisa menggunakannya seperti petunjuk pakar kesehatan. Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan beberapa langkah yakni memastikan alat terpasang dengan benar di jari tangan Anda.

Kemudian Anda dalam kondisi duduk dan diam. Pergerakan sedikit saja bisa mempengaruhi pembacaan, dan mungkin membuat alat mencatatkan angka yang jauh lebih rendah daripada yang sebenarnya.

Sebaiknya, jangan pasang alat pada jari dengan cat kuku karena mungkin memengaruhi pembacaan.

Terkait akurasi, sebenarnya studi pada tahun 2016 seperti dikutip dari Insider menemukan, oximeter memiliki kesalahan presisi sebesar 1,8 - 2,21 persen.

Apabila Anda merasa oximeter di rumah mungkin tidak akurat, pakar medis dari American Lung Association, Albert Rizzo menyarankan untuk membandingkan pembacaan denyut jantung pada alat dengan hasil hitung Anda sendiri.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021