Balikpapan (ANTARA News) - Tiga ekor anak orangutan (Pongo pygmaeus) yang terlantar --tersesat dari habitatnya dan memasuki kawasan perkebunan atau pemukiman warga-- kini telah ditampung di Pusat Rehabilitasi Orangutan Semboja, Kaltim.

Dilaporkan di Balikpapan, Rabu bahwa sejak akhir pekan lalu, ketiga anak orangutan yang masing-masing berama Abdul (3 tahun), Bulu (1) dan Jo (6) berada dalam fasilitas yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival (BOS).

Anak orangutan yang "yatim piatu" itu kini sudah berada di fasilitas penampungan sementara yang disebut Halfway Home milik BOS di Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim, 60 km utara Balikpapan.

Ketiganya anak primata itu dijemput dari kandang sementara milik Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Bulu ditemukan tersesat dari habitatnya dan memasuki kawasan d perkebunan kelapa sawit di Sebulu, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

"Apabila Bulu terbukti terlantar karena pembukaan hutan untuk kelapa sawit, perusahaan pemegang kuasa perkebunan tersebut akan dimintai pertanggungjawabannya," ujar Kuspriyadi Sulistyo, Kepala BKSDA Kalimantan Timur.

Halfway Home ini berjarak 6 km dari kawasan Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari (PROKT-SL) di Samboja.

Abdul dan Jo telah berada di Kantor BKSDA di Tenggarong, Kutai Kartanegara, sejak Juli 2010. Bulu di bawah pengawasan para petugas BKSDA dalam empat minggu terakhir.

"Di Halfway Home, Abdul dan Jo ditempatkan di kandang terpisah sementara Bulu diasuh babysitter," papar Aschta Boestani, manajer program regional BOS Kalimantan Timur.

Ketiga anak orangutan dijemput khusus oleh Aschta bersama tim khusus BOS dari Samboja Lestari. Tim itu beranggotakan Ali Munthaha, manajer Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari (PROKT-SL), dan veterenary (dokter hewan) Agus Irwanto.

Aschta hadir untuk memastikan dokumen-dokumen penyerahan ketiga anak orangutan cukup dan lengkap. drh Agus memastikan kesehatan primata tercerdas setelah gorilla dan simpanse tersebut cukup kuat untuk perjalanan.
(ANT-188/I014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010