habitat berpengaruh besar kepada keberlangsungan hidup orang utan tapanuli
Medan (ANTARA) - Forum Kehutanan Daerah (FKD) Sumatera Utara mendorong pemerintah provinsi setempat menetapkan wilayah koridor orang utan tapanuli lewat aturan resmi seperti peraturan daerah atau surat keputusan gubernur.

"Pemerintah Provinsi Sumut perlu menetapkan koridor itu sebagai wilayah strategis, tempat di mana orang utan tapanuli hidup berdampingan dengan masyarakat," ujar Ketua Forum Kehutanan Daerah (FKD) Sumut Panut Hadisiswoyo di Medan, Rabu.

Menurut Panut, hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk melindungi orang utan tapanuli sekaligus menjaga keharmonisan satwa langka tersebut dengan warga setempat.

Dalam lingkup konservasi orang utan, koridor merupakan wilayah penghubung habitat orang utan yang terpisah karena pembangunan. Panut menyebut, di daerah itulah kerap terjadi interaksi antara orang hutan dan warga.

Baca juga: FKD Sumut dorong masyarakat harmonis dengan orang utan tapanuli
Baca juga: The Body Shop donasikan Rp270 juta untuk konservasi orang utan


Ia menjelaskan, habitat orang utan tapanuli yang umumnya terbentang di kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan, salah satu koridornya terletak di wilayah Kecamatan Sipirok.

Panut menyebut, pengakuan koridor tersebut oleh pemerintah provinsi bukan berarti mengganggu kepentingan masyarakat yang hidup atau beraktivitas di sana.

"Masyarakat tetap diberikan ruang untuk mengelola lahan tersebut, bukan dipindahkan atau direlokasi," tutur pria yang juga pendiri Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC) itu.

Panut menekankan, dengan adanya pengakuan legal dari pemerintah provinsi, kawasan Batangtoru, Tapanuli Selatan, yang menjadi habitat utama orang utan tapanuli berpotensi diakui di tingkat nasional sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Dengan begitu, habitat orang utan tapanuli diharapkan bisa dipertahankan.

"Ini penting karena habitat berpengaruh besar kepada keberlangsungan hidup orang utan tapanuli, kera besar yang terancam punah," kata Panut.

Baca juga: 137 orangutan diselamatkan di Sumatra dalam lima tahun
Baca juga: Indonesia pulangkan tiga orang utan dari Thailand


Dia menegaskan, orang utan tapanuli merupakan kera besar yang populasinya paling sedikit di dunia.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), orang utan tapanuli hanya berjumlah sekitar 760 individu, sementara jumlah orang utan sumatera berjumlah sekitar 14 ribu individu dan orang utan kalimantan ada 57-an ribu individu.

"Lalu gorila jumlahnya di atas 3.000-an individu. Jadi orang utan tapanuli ini paling kecil populasinya," ujar Panut.

Baca juga: Menteri ATR serahkan sertifikat untuk konservasi orang utan 685,9 Ha
Baca juga: BBKSDA melepasliarkan satu orang utan di Suaka Margasatwa Siranggas  
Baca juga: BKSDA: TN Bukit Tigapuluh jadi habitat utama orang utan di Jambi


Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024