Jakarta (ANTARA News) - Punya banyak saudara perempuan tak akan berpengaruh pada orientasi seks pria, tetapi maskulinitas  dan  bahasa tubuhnya kurang gagah dibandingkan pria yang dibesarkan di lingkungan yang didominasi laki-laki.

Seperti dilaporkan Telegraph, para peneliti menemukan bahwa rasio anak laki-laki dan perempuan dalam sebuah keluarga dapat mempengaruhi perilaku seksual (bukan seksualitas) anak laki-laki itu.  

Gen dapat menentukan kepribadian dan perilaku, tetapi lingkungan di rumah pada masa tumbuhlah yang "membentuk"   kedua-duanya. Hal itu dikatakan  studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science.

Sebuah tim beranggotakan para psikobiologis dari University of Texas bereksperimen dengan bayi tikus.  Mereka dipisahkan ke sarang yang masing-masing didominasi jantan, betina dan campuran.

Tim itu menemukan bahwa ternyata perilaku seksual lebih besar dipengaruhi oleh rasio laki-laki-perempuan di sarang tempat mereka dibesarkan.

Ketika sampai pada masa kawin, tikus jantan yang dibesarkan dalam sarang yang didominasi betina ternyata  lebih sedikit kawin dibandingkan tikus dari sarang yang didominasi jantan atau  tikus dari sarang yang seimbang rasio jantan-betina.

Hal itu terjadi karena mereka tidak diajak kawin oleh tikus-tikus betina. Sinyal yang dikirim tikus betina itu adalah menggoyang-goyangkan  telinga mereka.

David Crews, penulis laporan studi itu mengatakan: "Jika betina  ingin kawin mereka akan melakukan gerakan itu. Tapi,  mereka kurang tertarik dengan tikus jantan yang dibesarkan di sarang yang banyak betinanya."

Crews mengatakan, hal tersebut mungkin  berlaku juga pada  manusia. "Artinya, keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian. Lingkungan tempat Anda dibesarkan memang tidak menentukan kepribadian, tetapi  membantu dalam pembentukannya."    
(A038/A038/BRT)

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010