Washington (ANTARA News) - Dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat, Jumat menunjukkan bahwa Iran melancarkan satu perang bayangan dengan pasukan AS di Irak.

Dokumen itu mengungkapkan adanya baku tembak  di perbatasan dan Teheran diduga menggunakan milisi untuk membunuh dan menculik serdadu AS.

Laporan-laporan intelijen militer mengenai peran Iran, yang dikeluarkan kelompok WikiLeaks dan disiarkan surat kabar The New York Times dan Guardian, memberikan rincian tentang persaingan pengaruh yang berbahaya di Irak antara Washington dan Teheran.

Tuduhan-tuduhan AS bahwa Iran mempersenjatai dan melatih kelompok-kelompok garis keras Syiah di Irak tidaklah baru.

Para pejabat AS juga para komandan militer telah lama menuduh Teheran berusaha menimbulkan kerusuhan untuk merusak pengaruh AS dan melemahkan sekutu-sekutunya di Baghdad.

Satu laporan lapangan menyebutkan tentang insiden perbatasan yang tegang 7 September 2006, ketika seorang tentara Iran mengarahkan satu peluncur granat ke satuan tentara AS yang sedang berpatroli dekat perbatasan dengan pasukan Irak.

Pasukan AS melepaskan tembakan dan membunuh tentara Iran dengan senapan mesin kaliber 50,kata laporan itu.

Satuan militer AS berada di daerah itu "untuk mengidentifikasi rute-rute penyusupan penting ke Irak" yang digunakan Iran untuk menyalurkan senjata-senjata ke Irak, kata dokumen itu.

Satuan tentara AS itu mendapat instruksi  untuk terus berada satu kilometer dari perbatasan Iran, karena "situasi yang sangat peka di sekitar perbatasan itu sebab sanksi-sanksi AS dan kekhawatiran Iran bahwa AS sedang berusaha melancarkan satu invasi,"kata dokumen itu.

Dokumen-dokumen itu menyatakan Iran mempersenjatai dan melatih regu-regu penyerang Irak untuk melancarkan serangan-serangan terhadap pasukan koalisi dan para pejabat pemerintah Irak, dengan Korps Pengawal Revolusi Iran diduga memainkan satu peran penting, kata surat-surat kabar tersebut mengutip isi dokumen-dokumen itu.

Dokumen-dokumen itu mengutip keterangan dari para tahanan, catatan harian dari seorang milisi yang ditahan dan penemuan tempat-tempat penyimpanan senjata sebagai bukti tentang rencana-rencana Iran itu.

Menurut satu dokumen, Iran berencana akan menyerang Jalur Hijau di Baghdad-- tempat kantor-kantor pemerintah dan kedutaan-kedutaan Barat -- dengan menggunakan roket-roket dan satu kendaraan lapis baja yang membawa gas kimia, kata laporan surat kabar Guardian.

Sebuah laporan lainnya mengungkapkan rencana-rencana untuk menggunakan roket-roket yang dipasok Iran dengan zat-zat "neuroparalytic" yang bertujuan untuk membuat para korban mereka tidak berdaya, kata The Guardian.

Sebuah laporan pada November 2005 menyebutpolisi perbatasa Irak di basra menemukan "peralatan untuk membuat bom" yang termasuk "proyektil-proyektil yang berisi bahan peledak", satu bom pinggir jalan yang menurut para pejabat AS dipasok Iran.
(H-RN//H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010