Boyolali (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jateng, akhir bulan Oktober 2010 ini, menggelar gladi lapang atau simulasi untuk berhadapi bencana alam erupsi Gunung Merapi di kawasan rawan bencana.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Boyolali, Sumantri, di Boyolali, Sabtu, mengatakan, hasil rapat koordinasi jajaran Muspida Boyolali, simulasi akan digelar di Kecamatan Selo, pada Jumat (29/10), terkait peningkatan status Merapi menjadi siaga.

Menurut Sumantri, gladi lapang atau simulasi bencana tersebut dilaksanakan di kawasan rawan bencana (KRB) III Desa Tlogolele dan Klakah, Kecamatan Selo.

Pemkab bersama instansi terkait sebetulnya akan melakukan simulasi pekan, tetapi ada yang siap, maka diundur pekan depan. Simulasi akan melibatkan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, PMI, Tagana, Satpol PP, dan tim relawan sudah siap gladi lapang.

Menyinggung jumlah anggaran yang digunakan dalam simulasi, kata dia, pemkab mengeluarkan sekitar Rp90 juta. Anggaran itu, untuk persiapan maupuan saat gladi.

Pihaknya sudah persiapkan peralatan di Lapangan Samiran, Selo, yang menjadi tempat pengungsian akhir (TPA) untuk pengungsian warga.

"Koordinasi penanganan bencana dipusatkan di Bakesbangpol dan Linmas Boyolali. Hal ini, untuk mempermudah penanganan evakuasi warga di lapangan," kata Sumantri.

Selain itu, kata dia, pemusatan juga untuk mengantisipasi penanganan gerak cepat jika Gunung Merapi waktu-waktu meletus.

Tekait bencana Merapi, kata dia, pihaknya akan menerima inforaasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

Informasi tersebut, kata dia, untuk penyikapan aktivitas penambangan di sungai yang berhulu Gunung Merapi. Sungai yang dilarang untuk ditambang di daerah Boyolali, yakni Kali Apu, Kali Bedog, dan Kali Trising.

Menurut dia, sungai yang berhulu di Gunung Merapi tersebut, masuk KRB III atau ring satu. Selain aktivitas penambang pasir dilarang, juga pendakian ditutup total.

"Kami memberikan arahan kepada pemandu wisata agar tidak beraktivitas di Merapi untuk sementara waktu," katanya.

Selain itu, pihaknya melalui pemerintah desa juga sudah memberikan imbauan warga di ring satu Bencana Merapi untuk mempersipakan evakuasi dengan cara mengemas barang-barang yang diperlukan dalam pengungsian.

"Warga sudah siap dengan mengemas barang barang berharga atau surat-surat penting yang perlu diselamatkan," katanya. Sementara Camat Selo Djiwan Sutopo menjelaskan, pengepakan barang tersebut langsung diinstruksikan dari petugas Bakesbangpol dan Linmas.

"Kami berharap warga sudah siap mengungsi jika waktunya untuk dievakusi ke tempat pengungsian," katanya.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010