Sleman (ANTARA News) - Tim SAR Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mulai siaga 24 jam di Posko Utama di Kecamatan Pakem untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terkait peningkatan status Gunung Merapi dari waspada ke siaga.

"Selain siaga 24 jam jumlah personel juga ditambah, jika pada saat status waspada jumlah personel untuk satu regu lima orang saat ini ditingkatkan menjadi 15 orang," kata Koordinator SAR Kabupaten Sleman Haryono, Minggu.

Ia mengatakan, untuk status siaga Gunung Merapi ini SAR Sleman diperkuat oleh 70 personel yang disebar di sejumlah pos di daerah yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yakni di Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan.

"Kami siap mengerahkan seluruh kemampuan dan kekuatan untuk membantu warga dalam upaya penanggulangan bencana ini," katanya.

Ia telah beberapa kali melakukan pendampingan kepada masyarakat di dusun-dusun yang masuk dalam KRB III untuk upaya antisipasi bencana termasuk evakuasi.

"Masyarakat juga sudah diberikan sosialisasi di masing-masing desa dari berbagai instansi terkait, diharapkan masyarakat juga memiliki pemahaman yang baik," katanya.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Kantor Kesatuan Banggsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Sleman Taufik Wahyudi mengatakan pihaknya juga sudah mengaktifkan lagi posko-posko penanggulangan bencana di sekitar Gunung Merapi.

"Semua kegiatan posko bencana dikoordinasikan melalui Posko Induk yang ada di ibukota Kecamatan Tempel, petugas-petugas kami telah disiagakan disana dengan sistem piket," katanya.

Ia mengatakan, dinas kesehatan dan dinas tenaga kerja dan sosial akan segera menempatkan petugas-petugasnya di posko-posko tersebut dan mempersiapkan logistik yang berkaitan dengan kebutuhan dapur umum dan obat-obatan.

"Pemkab Sleman saat ini sudah menyiapkan dana sekitar Rp4,5 miliar yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk penanggulangan bencana ini. Kami masih terus melakukan kalkulasi, jika ada kekurangan dana akan kami ajukan ke Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau pusat," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010