Jakarta (ANTARA) - Annemiek van Vleuten mengabaikan jet lag perjalanan sejauh 10.000 km dari Jepang untuk menjuarai San Sebastian Classic pada Sabtu atau cuma tiga hari setelah merebut medali emas Olimpiade.

"Mengingat jet lag, saya merasa agak lebih lelah," kata bintang Belanda berusia 38 tahun yang dinobatkan sebagai juara time-trial Olimpiade Tokyo, Rabu lalu.

Dia kemudian masuk penerbangan selama 12 jam menuju Eropa di mana dia menghormati komitmen untuk turun membalap bersama tim Spanyol Movistar yang berbasis di wilayah Basque.

Pebalap sepeda tangguh itu melesat sendirian dari jarak 10km untuk menang hampir selisih satu menit.

Baca juga: Annemiek van Vleuten rebut emas ITT Olimpiade Tokyo

"Ini txapela pertama saya," kata dia merujuk baret tradisional Basque yang diberikan kepada juara lomba balap sepeda ini yang baru dua kali melombakan nomor putri.

"Saya lelah sekali dan mengalami jet-lag, saya tidak bisa tidur banyak selama dua hari terakhir," aku dia tentang perjalanan pulang jauhnya dari Tokyo.

Namun, dia dan timnya memiliki waktu untuk melewati jalur tersebut lebih dulu.

"Ini lebih merupakan kemenangan luar biasa seluruh Tim Movistar," kata dia seperti dikutip AFP.

Baca juga: Pebalap sepeda Ekuador Carapaz rebut emas road race Olimpiade Tokyo

Van Vleuten bisa saja memenangkan dua medali emas Olimpiade Tokyo jika bukan karena kesalahan mengenaskan dalam nomor road race.

Melewati garis finis dia mengira sudah memenangkan emas seraya merayakannya dengan mengepalkan tangan ke udaraa.

Yang terjadi justru pebalap sepeda amatir dari Austria Anna Kiesenhofer yang lebih dulu finis dan terlupakan. Tetapi dia secara meyakinkan menjuarai nomor time trial di Fuji International Speedway.

Van Vleuten menampilkan performa dominan untuk menyelesaikan hampir satu menit di depan Anna Kiesenhofer.

Baca juga: Kecelakaan traktor, pebalap Belgia Teuns absen di San Sebastian

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021