Magelang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengungkapkan bahwa sebagian penambang di lereng Gunung Merapi susah diingatkan dan mereka masih tetap menambang meskipun kawasan itu dalam status "Awas".

"Kalau mereka sama seperti kita maka diberi tahu pasti mau. Kami merasa kasihan, jangan di situ (Merapi) dan hentikan penambangan, tetapi mereka tidak mau," katanya usai meninjau titik kumpul pengungsi di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengatakan, bagi mereka yang tetap menambang, risiko harus ditanggung sendiri jika terjadi sesuatu karena pemerintah sudah mengingatkan terkait peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

Menurut dia, jangan samakan aktivitas para penambang dengan para pekerja yang masih mengerjakan dam sabuk Merapi di Sungai Bebeng. Pekerja dam sabuk Merapi bekerja untuk pengamanan masyarakat, sedangkan penambang merusak lingkungan yang dapat membahayakan masyarakat.

"Jangan disamakan, pekerja dam bekerja untuk kepentingan orang banyak sedangkan penambang malah merusak," katanya.

Memasuki hari kedua status "Awas Merapi", sejumlah pekerja pembuat dam sabuk Merapi di alur Sungai Bebeng di atas Desa Kaliurang masih beraktivitas menyelesaikan pekerjaan.

Gubernur mengatakan, secara umum persiapan perangkat Desa Kaliurang untuk mengungsikan warganya sudah bagus sesuai prosedur. Sejumlah kendaraan sudah siap, jalan evakuasi memadai, dan warganya yang masih tingga di rumah juga siap jika dievakuasi sewaktu-waktu.

"Secara keseluruhan di Desa Kaliurang ini persiapannya luar biasa dan sudah dipahami masyarakat. Segalanya dalam kondisi sudah siap, jika Merapi membahayakan transportasi atau kendaraan sudah siap dan masyarakat juga sudah siap," katanya.

Saat mengunjungi warga di titik kumpul yang juga dijadikan tempat pengungsian sementara di Balai Desa Kaliurang tersebut, Bibit menyempatkan diri untuk berdialog dengan mereka, bahkan Gubernur ikut menikmati mi rebus dan nasi yang disajikan untuk para pengungsi.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010