Mekkah ANTARA News) - Wakil Kepala Daker Jeddah Mas`ud Arib Mustary mengimbu para jamaah haji Indonesia yang masuk dalam gelombang kedua menggenakan kain ihram sejak dari tanah air.

Sebab, setiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah, Arab Saudi, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Masjidilharam Mekkah untuk menunaikan umrah qudum, katanya di Jeddah, Rabu petang.

Perjalanan ke Mekkah umumnya ditempuh sekitar satu jam, lanjutnya lagi.

Penggunaan kain ihram sejak di tanah air ini juga akan memperlancar proses di Terminal Haji King Abdul Azis. "Setiba di bandara jamaah nanti tinggal wudlu terus berniat umrah," ujar Mas`ud Arib Mustary.

Tercatat sejak Rabu, jamaah yang masuk dalam gelombang kedua mulai berdatangan. Pada hari pertama gelombang kedua, jamaah yang tiba King Abdul Azis mencapai 16 kloter.

Dari pantauan kemarin, tidak semua jamaah mengenakan kain ihram sejak Tanah Air. Jamaah asal kloter 43 Surabaya (SUB) misalnya, tiba di bandara masih memakai seragam haji berwarna telur asin.

Beberapa jamaah ketika dikonfirmasi mengaku merasa tidak diminta menggunakan baju ihram oleh petugas sejak berangkat dari tanah air. Mereka hanya diminta menyiapkan kain ihram ditas tentengan yang disimpan di bagasi kabin.

"Kami diminta mandi dan wudlu untuk ihram di sini (bandara)," ujar seorang jamaah yang transit di bandara Jeddah pukul 12.00 kemarn.

Sementara itu jamaah asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tiba beberapa jam sebelumnya justru seluruhnya sudah mengenakan kain ihram.

Tidak berapa lama setiba di King Abdul Azis Jeddah, jamaah yang masuk dalam kloter 48 SOC ini langsung diberangkatkan ke Mekkah. Para jamaah ini mengenakan ihram di Embarkasi Donohudan Solo.

Soal pemakaian kain ihram ini, Mas`ud Arib Mustary mengaku sudah meminta petugas di setiap embarkasi menginstruksikan kepada jamaah menggunakan ihram di tanah air untuk memperpendek waktu transit bandara Jeddah.

Sebab jamaah tidak lagi harus bingung mandi atau bersih-bersih badan lainnya. Apalagi dikhawatirkan pada gelombang kedua ini, penumpukan jamaah akan terjadi karena jamaah asal berbagai negara berdatangan.

Ihram merupakan pakaian wajib kaum muslimin yang hendak melaksanakan Ibadah haji maupun Umrah. Pakaian serba putih juga disebut pakaian suci dan tidak boleh dijahit. Cara pemakaiannya dililit ke sekeliling tubuh (jamaah pria).

Mengenakan pakaian Ihram merupakan tanda ibadah Haji atau Umrah dimulai. Pada saat ini talbiyah diucapkan dengan Lafaz: labbaik Allahumma Labbaik, labbaik laa syarikka laka labbaik, innal haamda wanni`mata laka wal mulk Laa syariika laka.

Artinya: aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiNya, Ya Allah aku penuhi panggilanMu, sesungguhnya segala puji dan kebesaran untukMu semata-mata. Segenap kerajaan untukMu, tidak ada sekutu bagiMu.

Pakaian ihram pria terdiri dari dua lembar kain, sehelai melilit tubuh mulai dari pinggang hingga dibawah lutut dan sehelai lagi diselempangkan mulai dari bahu kiri kebawah ketiak kanan.

Pria tidak boleh mengenakan celana, kemeja, tutup kepala dan juga tidak boleh menutup mata kaki.

Selama mengenakan ihram, ada sejumlah larangan, yaitu menikahkan dan dinikahkan, melakukan hubungan suami istri, bercumbu atau melakukan hal-hal yang mengundang birahi, onani, memotong rambut atau melakukan apapun yang mengakibatkan jatuhnya rambut.

Memotong kuku, menyembelih binatang, berburu binatang, memotong pohon juga dilarang selama mengenakan ihram.

Bertengkar secara fisik maupun secara perkataan, membuka aurat, memakai wangi-wangian, menutup kepala bagi laki-laki, menutup muka dan telapak tangan bagi wanita juga dilarang.

Selain itu, laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang berjahit dan sepatu.
(E001/S019)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010