New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada hari Selasa waktu setempat karena kekhawatiran atas permintaan yang lebih lemah di tengah kebangkitan infeksi COVID-19 terus membebani pasar.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September kehilangan 70 sen menjadi menetap di 70,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 48 sen menjadi ditutup pada 72,41 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Pergerakan harga tersebut mengikuti penurunan harga yang besar di pasar minyak menyusul minyak patokan AS dan Brent masing-masing turun 3,6 persen dan 3,3 persen, pada hari Senin.

"Pasar minyak terus bergantian antara kekhawatiran tentang pasokan yang ketat di satu sisi dan tentang penurunan permintaan yang menjulang di sisi lain," Barbara Lambrecht, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Selasa.

"Pendulum berayun kembali ke kekhawatiran permintaan kemarin. Ini kemungkinan salah langkah beberapa investor yang bertaruh pada kenaikan harga, mendorong mereka untuk menjual," katanya, menambahkan volatilitas minyak kemungkinan akan berlanjut.

Pelaku pasar juga menunggu data stok minyak mentah AS karena Badan Informasi Energi (EIA) akan merilis laporan status minyak mingguan pada hari Rabu. Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan publikasi EIA menunjukkan penurunan 4 juta barel untuk minggu lalu.

Baca juga: Minyak sedikit melemah di tengah penyebaran virus dan ketatnya pasokan

Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021