Boyolali (ANTARA News) - Para relawan tetap bertahan mendampingi warga di lereng Gunung Merapi yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) di tiga desa, di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

"Karena, kondisi Merapi hingga saat ini, status masih awas atau berbahaya, sehingga para relawan masih ditempatkan di tiga Desa Tlogolele, Klakah, dan Jrakah untuk mendampingi warga setempat," kata Camat Selo, Djiwan Sutopo, di Selo, Boyolali, Kamis.

Menurut Djiwan Sutopo, para relawan tersebut baik dari Tim SAR, PMI, TNI, Kepolisian, dan elemen lainnya, terus melakukan komunikasi dengan koordinator di Selo, mengikuti perkembangan status Merapi.

Menurut dia, tiga armada truk juga ditempatkan di lokasi Desa Tlogolele, sebagai langkah antisipasi untuk penanganan bencana, jika terjadi semburan awan panas susulan dari Merapi.

Warga Tlogolele ini, kata dia, jika aktivitas merapi meningkat akan dievakuasi ke Kecamtan Sawangan, Magelang, sedangkan Klakah dan Jrakah dapat diangkut ke tempat pengungsian akhir di Lapangan Samiran Selo.

"Warganya telah meninggalkan tempat pengungsian sejak Rabu (27/10) pagi dan kembali rumah masing-masing. Namun, mereka tetap diminta waspada jika Merapi semburkan awan panas warga langsung dievakuasi ke tempat aman," katanya.

Selain itu, sejumlah logistik baik bahan makanan dan beralatan terus mengalir ke Pos TPA di Desa Samiran, Selo, untuk persiapan warga jika dalam pengungsian.

Namun, kata dia, jumlah logistik tersebut dibandingkan dengan jumlah pengungsi tiga desa itu dipastikan masih sangat kurang.

Kendati demikian, Pemkab sudah menyatakan sewaktu-waktu logistik siap dikirim ke lokasi jika warga mulai mengungsi.

Sementara kondisi puncak Gunung Merapi kalau dipandang dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, tidak kelihatan dengan jelas, karena ditutupi kabut tebal dan mendung.

Menurut Kepala Pos pengamatan Merapi Desa Jrakah Purwono, aktivitas Merapi pascasemburan awan panas menunjukan penurunan, tetapi statusnya belum berubah tetap awas.

Oleh karena itu, pihaknya meminta warga yang amsuk KRB tetap waspada, karena masih dimungkinkan masih terjadi semburan awan panas susulan.

Menurut dia, aktivitas Merapi yang terdeteksi di Pos pengamatan Jrakah dari pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB terjadi guguran sebanyak 34 kali, Multiphase 35, dan vulkanik tipe B sembilan.

Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan visual selama ini belum ada guguran yang mengarah ke utara (Selo), melainkan ke barat daya atau ke arah Kali Senowo.(*)
(ANT/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010