Pertumbuhan laba bersih yang kuat didukung dengan menurunnya cost of fund dan stabilnya pertumbuhan pendapatan non bunga
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah analis menyebut kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang cukup baik pada semester I-2021 bisa menjadi salah satu pertimbangan investor untuk membeli saham bank yang berkode BBTN itu.

Salah satu kinerja bank yang dinilai baik adalah perolehan laba bersih yang mencapai Rp920 miliar pada enam bulan pertama 2021 atau naik 20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Menurut Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Agus Pramono, dalam risetnya yang dikutip di Jakarta, Rabu, tingkat laba operasi pra-provisi (PPOP) telah sejalan dengan perkiraan sekuritas, meski laba bersih BBTN hanya memenuhi 34,5 persen estimasi laba bersih 2021.

"Loans loss provisions (LLP) atau cadangan kerugian yang lebih tinggi dari perkiraan disebabkan oleh cakupan NPL yang lebih tinggi. Kami merevisi prediksi sebelumnya. Tetapi kami mempertahankan Target Price (TP) kami di Rp2.600," kata Agus.

Dalam kesempatan terpisah, Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan pihaknya tetap merekomendasikan untuk pembelian saham mengingat perolehan laba bersih BBTN yang naik 20 persen, diimbangi turunnya cost of fund.

"Pertumbuhan laba bersih yang kuat didukung dengan menurunnya cost of fund dan stabilnya pertumbuhan pendapatan non bunga," katanya.

Untuk itu, Mandiri Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk saham BBTN dengan target price mencapai Rp2.200 atau naik sekitar 63 persen dibandingkan penutupan perdagangan saham BBTN hari ini yang sebesar Rp1.345.

Dalam risetnya, Mandiri Sekuritas juga memprediksi Bank BTN akan memperoleh laba bersih pada akhir tahun 2021 hingga mencapai Rp2,15 triliun.

Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis juga merekomendasikan pembelian saham BBTN dengan target price sekitar Rp2.000, mengingat bank itu baru saja memperoleh laba yang memadai.

Menurut dia, meski perolehan laba BBTN baru memenuhi 34 persen proyeksi kinerja, tetapi cost of fund akan membuat Net Interest Margin (NIM) perseroan mengalami perbaikan menjadi 3,4 persen atau naik 25 bps (yoy) pada semester I-2021.

Selain itu, bank juga mempunyai prospek lainnya dengan pertumbuhan segmen KPR subsidi yang mencapai 11 persen (yoy) dan membuat penyaluran kredit perseroan naik 5,6 persen atau lebih tinggi dari bank BUKU III lainnya.

"KPR BBTN masih bisa tumbuh di tengah kondisi yang sebenarnya cukup menantang saat ini," kata Edward.

Baca juga: BTN-LinkAja kembangkan uang elektronik syariah pertama di Indonesia

Baca juga: BTN targetkan kredit macet turun hingga 3,8 persen pada 2021

Baca juga: BTN rencana tutup 29 cabang pada 2021 untuk tingkatkan produktivitas

Baca juga: BTN salurkan kredit Rp265,9 triliun pada triwulan II-2021

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021