Boyolali (ANTARA News) - Paimin, anak balita di Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat meninggal dunia setelah sesak nafas berkepanjangan diduga karena menghirup debu vulkanik dari letusan Gunung Merapi.

Bocah berusia empat tahun enam bulan anak dari Sapari (48) itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Muntilan Magelang.

Menurut Kepala Dusun IV Stabelan, Kirman, bocah itu meninggal akibat sakit batuk-batuk dan sesak napas yang diduga karena dampak debu letusan Merapi.

Kirman menjelaskan, Paimin tinggal bersama kakeknya Kartaradi (75), saat dievakuasi Jumat pagi korban sakit cukup parah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mutilan, Magelang.

"Korban akhirnya tidak dapat tertolong jiwanya saat menjalani perawatan di rumah sakit," katanya.

Jenazahnya kini telah dibawa pulang Dukuh Stabelan dan diserahkan pihak keluarganya untuk dimakamkan.

Sementara itu, jumlah pengungsi di Dukuh Tlogomulya dan Tlogolele yang hingga saat ini mencapai ratusan orang, sudah mendapatkan pasokan logistik dan peralatan masakan untuk membuka dapur umum.

Menurut Kirman, warga Dukuh Stabelan ada 150 orang yang kini di tempat pengungsian sementara (TPS) Tlogomulyo, berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak Merapi.

"Kami hanya minta tambahan pasokan selimut dan tikar untuk TPS Tlogomulyo," katanya.

Komandan Kodim 0724 Boyolali, Letkol (ARH) Soekoso Wahyudi, sebagai koordinator lapangan penanganan bencana, menjelaskan, pihaknya sudah mengevakuasi warga Tlogolele yang masuk kawasan bencana (KRB).

Selain itu, kata Dandim, logistik berupa beras, mi instan, sarden dan obat-obatan sudah dikirim ke lokasi pengungsian TPA.

"Hanya saja, kami masih kesulitan terkait bahan bakar minyak tanah untuk memasak di Tlogolele, kata Dandim.

Menurut Dandim, warga yang diungsikan saat ini hanya Desa Tlogolele, sejumlah sekitar 1.416 orang. Pihaknya terus memantau perkembangan terkait status Merapi yang menyeburkan awan panas sejak Jumat pagi hingga saat ini mencapai lima kali.

(B018/A030/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010