Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore naik delapan poin menjadi Rp8.920-Rp8.930 per dolar AS dari sebelumnya Rp8.928-Rp8.938, karena pelaku masih membeli rupiah meski aksi beli berkurang.

Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa rupiah sulit untuk dapat meningkatkan kenaikannya, karena Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar.

BI menjaga rupiah agar tidak naik lebih jauh tetap berada dalam kisaran yang sempit, ucapnya.

BI, lanjut dia, melihat pelaku pasar ragu-ragu untuk masuk pasar lebih lanjut, karena mereka masih menunggu laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi Oktober 2010.

"Kami optimis BI melakukan intervensi pasar agar rupiah tidak beradalam kisaran yang melebar, " ucapnya.

Rupiah yang sejak Senin pagi sampai siang masih bertengger di level Rp8.911 per dolar atau naik 17 poin, namun pada Senin sore hanya naik tipis, karena pelaku menunggu laporan Badan Pusat Statistik.

BPS pada Senin siang menurut rencana akan mengumumkan laju inflasi Oktober 2010, namun sampai saat ini laporan tersebut belum muncul di pasar, katanya.

Pelaku asing, lanjut dia yang sudah mempersiapkan diri untuk bermain di pasar uang maupun saham, akhirnya hanya mengurangi aksi beli rupiah sehingga kenaikan rupiah agak berkurang.

"Kami memperkirakan rupiah bergerak naik, meski kenaikan berkurang," ujarnya.

Ekonomi nasional yang tumbuh tinggi, dan selisih bunga rupiah terhadap dolar yang juga tinggi masih merupakan faktor utama bagi pasar domestik Indonesia untuk tetap bermain di pasar saham.

Karena itu, peluang rupiah untuk tetap menguat di pasar masih ada, ujarnya.
(T.H-CS/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010