Yogyakarta (ANTARA News) - Kadar unsur sulfur oksida di Kota Yogyakarta pasca hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi masih berada di bawah ambang batas baku mutu kualitas udara yang berlaku di wilayah tersebut.

"Berdasarkan pemantauan di sejumlah titik pasca-hujan abu, kadar sulfur oksida (SOx) di Kota Yogyakarta masih di bawah ambang batas baku mutu," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa.

Sejumlah titik yang dijadikan lokasi uji parameter kualitas udara pasca-hujan abu vulkanik tersebut di antaranya adalah simpang empat Jalan Magelang, simpang Jalan Tentara Rakyat Mataram, simpang empat Wirobrajan, Titik Nol Kilometer, Jalan Abu Bakar Ali, Jalan Bantul dan simpang empat Tugu.

Dari sejumlah titik yang dipantau tersebut, kondisi yang cukup parah terjadi di simpang empat Jalan Magelang dan simpang Jalan Tentara Rakyat Mataram dengan kadar sulfur oksida mencapai 0,13 part per million (ppm).

Namun demikian, kadar sulfur oksida tersebut, lanjut Suyana masih berada di bawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 153 Tahun 2002 yaitu sebesar 0,34 ppm.

Pemantauan uji parameter tersebut lebih ditekankan pada unsur sulfur dioksida karena abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi banyak mengandung silica dan sulfur.

BLH juga melakukan upaya untuk menghilangkan abu vulkanik yang menutupi Kota Yogyakarta dengan menyemprot beberapa ruas jalan utama dengan air.

Namun demikian, BLH tetap mengimbau kepada masyarakat agar mengenakan masker saat akan melaksanakan aktivitas luar ruang.

Selain melakukan uji parameter kualitas udara, BLH juga melakukan pengujian terhadap kualitas air. "Hampir semuanya bagus dan tidak ada perubahan dari kondisi normal," katanya.
(E013/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010