Mekkah (ANTARA News) - Beberapa hari terakhir, suhu dingin cukup terasa di Tanah Suci khususnya Mekkah dan Madinah. Untuk itu, jamaah diimbau waspada karena kelembapan udaranya rendah.

Suhu udara rata-rata di Mekkah 34 derajat Celcius dengan kelembaban udara 45 persen. Pada kondisi terdingin, suhu di Mekkah mencapai 27 derajat Celcius. Sementara di Madinah, cuaca terasa lebih dingin lagi. Suhu terendah di kota ini bahkan sudah mencapai 22 derajat Celcius.

Untuk suhu udara di Jeddah berkisar antara 27 hingga 37 derajat Celcius.

Sementara langit di Jeddah dan Mekkah juga tak lagi secerah hari-hari biasa. Sejak pagi, langit sudah mulai diselimuti awan. Beberapa warga lokal tampak menikmati perubahan cuaca ini karena mereka bisa beraktivitas lebih leluasa di siang hari. "Memang saat ini mulai terasa dingin. Hingga tiga atau empat bulan ke depan kemungkinan semakin dingin, apalagi di malam hari," ujar Muhammad Sohe, warga Madura yang telah bermukim di Arab Saudi sekitar 32 tahun.

Wakil Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Chaerul Radjab Nasution juga merasakan ada perubahan suhu yang cukup mencolok dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini, menurut Chaerul, cukup membantu jamaah karena mereka tak lagi merasakan pancaran matahari yang sangat terik. Kondisi terdingin sangat terasa jika jamaah saat ini berada di Madinah. Kelembaban udara di Madinah maksimum 32 persen dan minimum 21 persen.

Ia minta jamaah haji untuk mewaspadai musim dingin ini. Sebab cuaca dingin di Tanah Suci sangat berbeda dibanding di Tanah Air.

"Mungkin dinginnya sama, tapi sebenarnya berbeda karena di sini sangat rendah kelembapannya," katanya.

Selain kelembahan udara yang rendah, juga banyak debu berterbangan di Kota Mekkah, Madinah maupun Jeddah. Hal ini membuat jamaah juga rawan terkena penyakit pernapasan.

Diharapkan jamaah dapatu cermat dalam memilih waktu beribadah khususnya saat akan ke Masjidilharam. Jika memang cuaca tak memungkinkan dan kondisi tubuh tidak fit, lebih baik beristirahat di pemondokan. Menurutnya, waktu yang cocok untuk beribadah ke Masjidilharam bagi jamaah Indonesia adalah sore hingga malam hari.

"Bawa minuman agar tidak kekurangan cairan tubuh," ujarnya.

Untuk menghindari dingin, jamaah perlu mamakai baju tebal. Bagi jamaah yang belum bertolak ke Tanah Suci, sebaiknya bisa mempersiapkan sejak dari rumah. Selama keluar dari pemondokan, dr Chaerul meminta agar jamaah selalu menutup mulut dan hidung dengan masker.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010