London (ANTARA News/AFP) - Dolar melemah terhadap euro pada Selasa waktu setempat dalam perdagangan hati-hati, dengan para investor disibukkan oleh pertemuan Federal Reserve mendatang yang dapat menghasilkan langkah-langkah baru untuk menopang pemulihan Amerika Serikat yang lesu.

Pasar juga mengamati pengambilan suara dalam pemilu sela AS. Penambaha besar Republik diperkirakan di DPR, mengancam untuk mempersulit inisiatif ekonomi Presiden Barack Obama jelang pemilihan presiden 2012.

Mata uang tunggal Eropa pada akhir hari perdagangan berada di 1,4039 dolar, naik dari 1,3897 dolar akhir Senin di New York.

Dolar naik tipis terhadap yen, menjadi 80,80 yen setelah 80,49 yen pada Senin.

The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa dan diharapkan untuk mengungkapkan pembelian obligasi lebih untuk membantu meningkatkan momentum ekonomi.

Memperkenalkan dana tambahan ke dalam perekonomian kemungkinan akan melemahkan nilai dolar.

Tetapi dalam menanggapi beberapa indikator ekonomi AS yang positif, ada spekulasi pasar intens bahwa intervensi Fed akan lebih terbatas daripada yang diharapkan.

Pada malam pertemuan Fed, Reserve Bank of Australia (RBA) muncul dengan sebuah kejutan kenaikan suku bunga, mengirimkan dolar Australia bergelombang kembali di atas paritas terhadap unit AS.

Harapan untuk perubahan sudah tidak ada.

Dalam reaksi, dolar Australia melonjak setinggi 1,0025 dolar AS, level tertinggi sejak melayang pada Desember 1983. Aussie melewati paritas pada 15 Oktober.

Bank sentral India menaikkan suku bunga acuan pada Selasa sebesar seperempat persentase poin, kenaikan keenam tahun ini ditujukan untuk membatasi inflasi dalam perekonomian yang booming.

Kenaikan suku bunga memusatkan perhatian pada perbedaan pertumbuhan antara wilayah Asia-Pasifik yang berkembang pesat dan Eropa bersama Amerika Serikat di mana pemulihan goyah, kata analis.

"Peningkatan suku bunga yang terjadi di tengah sinyal positif tentang prospek ekonomi Asia terhadap kelesuan terus-menerus di negara maju di Eropa dan AS," kata Matt Robinson, ekonom senior di Analytics Moody`s.

China bulan lalu membuat kenaikan tingkat suku bunga pertama dalam tiga tahun untuk membatasi inflasi dan spiral harga properti. Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia juga mulai menaikkan biaya pinjaman, di antara negara-negara berkembang lainnya.

Keputusan tingkat bunga dijadwalkan di Inggris dan zona euro pada Kamis.

Pada Selasa, pound Inggris turun karena data konstruksi baru mengecewakan memicu spekulasi bahwa Bank of England bisa memulai kembali pelonggaran kuantitatif.

Harga obligasi Eropa yang stabil, dengan pasar menunggu langkah Fed berikutnya. Hasil pada obligasi Jerman dipersempit ke 2,466 persen dari 2,472 persen pada Senin. The OAT Prancis membawa hasil 2,874 persen terhadap 2,872 persen. Harga obligasi dan hasil bergerak berlawanan arah.

Di London, euro berpindah tangan pada 1,4039 dolar terhadap 1,3897 dolar akhir di New York pada Senin, menjadi 113,44 yen (111,88), 0,8732 pound (0,8661) dan 1,3761 franc Swiss (1,3781).

Dolar berada pada 80,80 yen (80,49) dan 0,9780 franc Swiss (0,9913).

Pound berada pada 1,6024 dolar (1,6042).

Di London Bullion Market, harga emas turun menjadi 1.351 dolar per ounce dari 1,354.50 dolar pada Senin malam.(*)
(Uu./A026/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010