Jakarta (ANTARA) - Saham China naik pada Senin, dengan rebound kuat pada saham-saham unggulan mengimbangi kerugian di saham-saham teknologi yang valuasinya sudah terlalu tinggi, karena tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong harapan pelonggaran kebijakan terbaru.

Indeks saham unggulan CSI300 naik 1,3 persen menjadi 4.985,56, sedangkan indeks Shanghai Composite naik 1 persen menjadi 3.494,63.

Inflasi produk pabrik China naik 9 persen pada Juli, meningkat lebih cepat dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan, menambah ketegangan pada ekonomi yang kehilangan momentum pemulihan.

Pertumbuhan ekspor domestik secara tak terduga melambat bulan lalu, menyusul merebaknya kasus COVID-19. Bank global termasuk JPMorgan, Morgan Stanley dan Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB China.

"Kami memperkirakan pemotongan RRR (required rate of return) 50 basis poin lagi tahun ini, sementara penerbitan obligasi pemerintah daerah dapat dipercepat dalam beberapa bulan mendatang untuk mendukung investasi infrastruktur," tulis Morgan Stanley, mengutip perlunya lebih banyak dukungan kebijakan untuk menstabilkan pasar kerja.

Sektor bahan pokok konsumen dan indeks real estat China memimpin kenaikan, masing-masing melonjak 3,09 persen dan 5,80 persen.

Tetapi perusahaan semikonduktor dan energi baru jatuh, karena regulator China mengatakan pekan lalu bahwa pihkanya akan terus memantau harga dan pesanan pasar chip.

Perusahaan milik negara Westone Information Industry Inc melonjak 10 persen menjadi 31,52 yuan (4,87 dolar AS), mendekati level tertinggi dua tahun karena Reuters melaporkan Sabtu lalu bahwa perusahaan itu akan menjadi pihak ketiga utama yang mengelola data besar milik perusahaan transportasi online China Didi Global Inc. yang disimpan di dalam negeri.
 

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021