Yogyakarta (ANTARA News) - Kalangan warga diminta menjauhi sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi yang terletak di wilayah perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, karena banjir lahar hingga kini masih terus berlangsung.

"Banjir lahar sudah terjadi. Kini mengarah ke beberapa tempat sehingga warga diminta waspada agar jangan sampai menjadi korban," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, PVMBG belum bisa memprediksi sejauh mana lahar tersebut akan mngalir. "Kami belum bisa memprediksinya. Untuk itu warga agar mematuhi instruksi yang dikeluarkan pemerintah. Warga jangan mendekati badan sungai yang dialiri lahar dingin," katanya.

Surono belum bisa memperkirakan jarak banjir lahar gunung teraktif di Indonesia itu hingga berapa kilometer, namun langkah paling penting yang perlu dilakukan warga adalah mematuhi instruksi pemerintah agar terhindar dari anacaman bahaya tersebut.

"Merapi hingga kini masih terus mengeluarkan lava pijar namun karena cuaca mendung maka tidak terlihat secara visual. Erupsi Gunung Merapi pada tahun ini lebih besar dibandingkan pada 1997, 2001, dan 2006," katanya.

Warga di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi diminta selalu mewaspadai kemungkinan adanya aliran lahar panas karena gunung tersebut sedang diguyur hujan deras.

"Hujan deras yang mengguyur Merapi sangat mungkin membawa material lahar panas ke sejumlah sungai sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada," kata petugas Teknisi Instrumen Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sapari Dwiyono.

Sapari mengumumkan melalui alat informasi di BPPTK tentang kemungkinan adanya banjir lahar panas tersebut yang mungkin terjadi di beberapa sungai seperti Kali Boyong, Kali Kuning, Kali Gendol, Kali Woro, Kali Bebeng, Kali Bedog, dan Kali Krasak.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010