Yogyakarta (ANTARA News) - Petugas sejumlah rumah sakit di Yogyakarta disiagakan, menyusul terjadinya letusan Merapi pada Jumat pukul 00.15 WIB, dan suara gemuruh yang terdengar sampai kota ini, sehingga menyebabkan kepanikan warga, dan kepadatan arus kendaraan di jalan raya.

Dari pantauan di Rumah Sakit Dr Sardjito, sejumlah mobil yang membawa pasien yang sebagian besar lanjut usia (lansis) yang mengalami sesak napas, tiba di rumah sakit ini.

Begitu pula di rumah sakit (RS) lainnya seperti RS Bethesda, RS Panti Rapih dan RS PKU Muhammadiyah, tampak kesibukan dengan kedatangan sejumlah pasien yang mengalami sesak napas akibat menghirup abu vulkanik Merapi.

Sedangkan sebagian pasien lain karena terluka akibat kecelakaan lalu lintas. Korban adalah pengendara kendaraan bermotor terutama roda dua yang matanya terkena abu maupun pasir vulkanik, sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, dan akibatnya bertabrakan dengan kendaraan lain atau menabrak.

Kota Yogyakarta hingga pukul 02.15 WIB, Jumat, masih diguyur abu dan pasir dari Gunung Merapi, sementara gerimis di wilayah Kabupaten Sleman belum reda, sehingga menyebabkan benda yang terkena material vulkanik itu tampak kotor.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung, dari sebelumnya lebih dari 15 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Jumat dini hari, mengatakan, sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.(*)

(U.M008/B015/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010