Semarang (ANTARA News) - Puluhan anggota Marine Diving Club (MDC) Universitas Diponegoro Semarang memantau kondisi terumbu karang yang terdapat di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, mulai 5-11 November 2010.

Menurut Pembina MDC Undip, Munasik, di Semarang, Jumat, kegiatan yang diberi nama "Reef Check Karimunjawa 2010" tersebut diikuti sebanyak 33 orang, lebih banyak dibandingkan kegiatan serupa tahun lalu yang hanya diikuti 19 orang.

"Kondisi terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa sebenarnya relatif baik, namun ulah manusia maupun faktor alam dimungkinkan bisa merusak kondisi terumbu karang tersebut. Perlu dipantau terus-menerus," katanya.

Ia mengatakan kerusakan terumbu karang bisa disebabkan berbagai faktor, yakni antropogenik atau aktivitas manusia secara langsung maupun tidak langsung, misalnya membuang limbah rumah tangga yang akhirnya mengalir ke laut.

"Kalau terkait alam, terumbu karang di berbagai perairan di Indonesia saat ini terancam pemutihan karang sebagai dampak kenaikan suhu permukaan laut akibat pemanasan global," kata pengajar koralogi dan selam tersebut.

Kegiatan pemantauan terumbu karang itu, kata dia, dilakukan dengan pendataan secara praktis terkait indikator-indikator kondisi terumbu karang, seperti substrat (media tumbuh), ikan-ikan karang, dan invertebrata karang.

"Para peserta akan melihat bagaimana kondisi terumbu karang, apakah masih sehat atau tidak, berapa persen cakupan terumbu karang, ikan-ikan, dan invertebrata yang hidup di sekitar terumbu karang tersebut," katanya.

Ia mengakui metode pengamatan terumbu karang itu memang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa pun, namun hasil pengamatan itu sangat berguna sebagai rujukan pengambilan kebijakan dan pelestarian terumbu karang.

Nantinya, kata Munasik, hasil observasi dan pengamatan tersebut akan dilaporkan ke sejumlah lembaga yang peduli terhadap pelestarian terumbu karang, termasuk Yayasan Reef Check Indonesia sebagai rekomendasi dan acuan.

Sementara itu, Koordinator "Reef Check Karimunjawa 2010", Windy Rizky mengatakan kegiatan itu bersifat tahunan dan kali ini digelar selama enam hari dengan peserta dari berbagai daerah, seperti Bandung, Jakarta, dan Bali.

"Selain pendataan dan pemantauan terumbu karang, kami juga mengadakan kuliah bawah laut di terumbu karang dan kegiatan pendukung lain, seperti penyelamatan bangkai kapal dan wisata," kata Windy.
(U.KR-ZLS/M028/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010