Jakarta (ANTARA News) - Akuisisi saham Medco oleh Pertamina dinilai sudah tepat (on the track) karena telah melalui perencanaan matang, dan bertujuan mencapai target strategis bagi peningkatan kapasitas Pertamina sebagai perusahaan migas milik negara.

Anggota komisi VI DPR, Refrizal di Jakarta, Minggu, mengatakan jika memang dianggap sebagai langkah strategis dan dalam rangka mendorong agar PT Pertamina mampu mendongkrak deviden bagi pemasukan negara, rencana mengakuisisi Medco itu hal yang wajar bagi sebuah entitas bisnis.

"Yang penting proses akuisisi tersebut dilaksanakan sesuai dengan koridor Undang-Undang BUMN. DPR dalam konteks ini, memberikan dukungan sekaligus mengawal agar proses akuisisi sesuai dengan prosedur dan tata kelola perusahaan yang baik dan benar," ujar anggota komisi BUMN tersebut.

Sebagai entitas bisnis, lanjut Refrizal, manajemen Pertamina tidak perlu ragu jika memang mempunyai rencana bisnis yang baik dan menguntungkan, karena negara juga akan diuntungkan. Pihak manajemen BUMN migas karenanya tidak perlu ragu untuk merampungkan rencana akuisisi tersebut, tegas Refrizal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

Berdasarkan data, perusahaan Medco (MEDC) memiliki 12 pengeboran minyak di luar negeri, antara lain di Amerika lima blok, Yaman dan Kamboja, masing-masing dua blok. Selain itu, di Libya dan Oman masing-masing satu blok, serta pengembangan satu blok di Tunisia.

Dukungan serupa juga dinyatakan oleh Muhammad Idris Lutfhi, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS. "Pembelian ini akan mendukung bisnis inti Pertamina di sektor hulu, selain meningkatkan kapasitas produksi Pertamina," katanya.

Ia menilai bahwa akuisisi tersebut juga berdampak positif terhadap upaya pencapaian target produksi migas 1 juta barel minyak per hari (boepd) pada tahun 2015. "Langkah ini sejalan dengan rencana jangka panjang Pertamina menjadi perusahaan migas kelas dunia."

Menurut Idris, yang paling penting sepanjang untuk kepentingan negara dan demi ketersediaan kebutuhan energi, jelas rencana akuisisi Pertamina atas Medco akan didukung. Akuisisi ini dinilainya sejalan dengan upaya BUMN migas tersebut menjadi perusahaan migas kelas dunia.

"The seven sisters juga melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang dinilai mempunyai prospek bagus. Mengapa Pertamina harus dihambat untuk mencapai sasaran strategis tersebut," tegasnya.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto sependapat bahwa untuk kepentingan meningkatkan pemasukan negara itulah, Pertamina mengambil peluang yang bisa menguntungkan dengan mengakuisisi Medco.

Selain memaksimalkan keuntungan, rencana tersebut sekaligus akan meningkatkan ketersediaan migas nasional, tambahnya.

Berbagai pernyataan tersebut sekaligus membantah opini yang berkembang agar akuisisi Pertamina atas Medco sebaiknya ditunda karena kondisi keuangan perusahaan migas negara itu dianggap sedang tidak bagus.

Menurut Direktur Hulu PT Pertamina, Bagus Setiardja kondisi keuangan PT Pertamina saat ini justru sedang baik-baiknya. "Ditambah optimisme kita untuk mencapai target mendongkrak pemasukan melalui produksi minyak mentah dan pengembangan berbagai lapangan produksi, baik produksi minyak mentah di Blok Offshore North West Java (ONWJ) maupun produksi minyak mentah di kawasan timur Indonesia (KTI)." (*)
(T.F004/S004/B/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010