Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Mohammad Mahfud MD, mengatakan, pengumpulan bantuan untuk korban bencana di berbagai daerah tidak perlu menunggu "komando" atau perintah pemerintah, namun masyarakat bisa melakukannya secara spontan.

"Pengumpulan dana tidak perlu menunggu `komando` pemerintah," kata Mahfud di Jakarta, Selasa, pada saat melepas bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan korban gunung Merapi yang merupakan hasil kerja sama para alumni Universitas Islam Yogyakarta dengan Eka Tjipta Foundation dan Sinar Mas Group.

Mahfud yang juga merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi menyatakan terus mengalirnya bantuan bagi korban Gunung Merapi, gempa bumi dan gelombang laut tsunami di Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, serta di Wasior, Provinsi Papua Barat, merupakan bukti yang sangat jelas bahwa masyarakat Indonesia masih tetap memiliki solidaritas sosial yang tinggi.

"Masyarakat secara spontan menunjukkan solidaritasnya untuk memberikan bantuan," kata Mahfud.

Sehingga, lanjut dia, hal itu menunjukkan bahwa masyarakat langsung bergerak tanpa menunggu perintah atau permintaan pemerintah.

"Masyarakat mengulurkan bantuan mereka tanpa menghitung untung ruginya," kata Mahfud kepada para pimpinan Sinar Mas Group dan Eka Tjipta Foundation.

Sementara itu, Ketua Umum Eka Tjipta Foundation, Sulistiyanto mengatakan bantuan jangka pendek yang bernilai Rp500 juta itu mencakup makanan siap saji, obat-obatan seperti obat sakit perut, antidiare serta obat mata.

"Kami juga mengirimkan pampers untuk anak-anak, pembalut bagi wanita serta selimut," kata Sulistiyanto.

Ia menyebutkan pula untuk jangka menengah pihaknya akan membangun tempat mandi, cuci dan kakus atau MCK. Sedangkan untuk jangka panjang, Eka Tjipta Foundation akan membangun sekolah-sekolah.

"Sekolah-sekolah yang ada sulit direhabilitasi sehingga perlu dibangun total," kata Sulistiyanto.

Ia memperkirakan jumlah bantuan bagi para korban Merapi ini akan berkisar Rp2,5 miliar hingga Rp3 miliar.

Ketika ditanya tentang pemberian bantuan bagi korban tsunami di Mentawai, Sulistiyanto menjelaskan hal itu sedang dipikirkan. Sedangkan untuk Wasior, ia mengakui bahwa hal itu belum dipikirkan.

"Kami belum memikirkannya karena belum mampu menjangkaunya," katanya.

Letusan demi letusan Merapi telah mengakibatkan sedikitnya 151 warga tewas serta 320.000 mengungsi ke berbagai daerah yang dianggap aman.(*)
(T.A011/A041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010