Yogyakarta (ANTARA News) - Jumlah pengungsi letusan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta mencapai 4.250 orang, baik pengungsi berkelompok ataupun pengungsi mandiri yang terserbar di 70 lokasi.

"Jumlah pengungsi terus mengalami pertambahan dari hari ke hari dengan cukup cepat sehingga perlu adanya penanganan dari berbagai aspek yang akan dilakukan oleh pemerintah kota," kata Walikota Yogyakarta Herry Zudianto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta adalah dengan membuka dapur umum di sekitar komplek Balai Kota Yogyakarta yang mampu membuat sekitar 4.000 nasi bungkus setiap hari.

Selain itu, masyarakat diimbau menampung pengungsi-pengungsi yang memiliki anak-anak balita.

"Masyarakat dapat menampung satu atau dua keluarga, khususnya pengungsi yang memiliki anak kecil, karena hidup bersama-sama di sebuah lokasi tidak terlalu baik bagi anak-anak," lanjutnya.

Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Herry, akan berkoordinasi dengan camat untuk mendata masyarakat yang dapat menampung keluarga-keluarga pengungsi tersebut.

Pengungsi dalam jumlah besar atau lebih dari 25 orang dalam satu kelompok berada di 27 lokasi, sedang pengungsi mandiri berada di 157 lokasi.

Sementara itu, di bidang pendidikan, pelajar yang ikut menjadi pengungsi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah terdekat agar tidak tertinggal pelajaran.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Ashror mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta akan memberikan perlengkapan alat tulis kepada pelajar yang tak memiliki alat belajar.

"Jika tidak memiliki seragam juga tidak masalah. Sekolah pun tidak akan keberatan apabila ada tambahan pelajar dari pengungsian yang mengikuti kegiatan belajar mengajar," katanya.

Budi mencontohkan, di SMA Negeri 4 Yogyakarta telah ada empat siswa dari pengungsian yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, atau di SMA Negeri 1 Yogyakarta terdapat 1 siswa.(*)

E013/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010