Lagos (ANTARA News/AFP) - Sebuah pernyataan dari kelompok militan utama Nigeria MEND hari Jumat mengumumkan nama tujuh sandera asing yang mereka culik dalam serangan lepas pantai pada pekan ini, dan mereka semua dalam keadaan sehat.

Pernyataan itu juga mengatakan, militan memutuskan membebaskan tiga pekerja minyak Prancis dan seorang warga Thailand yang ditangkap pada September "karena kondisi kesehatan mereka yang buruk".

Pemerintah Paris sebelumnya mengumumkan pembebasan orang-orang Prancis itu.

Tujuh pekerja asing diculik ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah galangan minyak dan kapal penopang di lepas pantai Nigeria pada Senin. Perusahaan yang mengawasi operasi pemboran minyak itu, Afren, menyatakan, orang-orang yang diculik itu mencakup dua warga AS, dua Prancis, dua orang Indonesia dan seorang Kanada.

Pernyataan dari Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND) itu juga menyebutkan kewarganegaraan yang sama, dan mereka bekerja untuk perusahaan Transocean, Sodexo, PPI dan Century Energy Services.

Orang-orang itu diculik dari ladang minyak perairan dangkal Okoro di negara bagian Akwa Ibom.

"Ketujuh individu itu semuanya dalam keadaan sehat dan akan kami tahan untuk sementara waktu," kata MEND.

Pernyataan itu mengumumkan nama ketujuh sandera itu sebagai James Robertson dan Jeffrey James asal AS; Patrick Weber dan Mignon Gilles dari Prancis; Robert Croke dari Kanada; dan Robert Tampubolon dan Permana Nugraha asal Indonesia.

Mengenai serangan itu, MEND mengatakan, "gerilyawan kami mendapat perlawanan sengit dari militer Nigeria yang ditempatkan di fasilitas ini".

"Setelah tembak-menembak gencar, perlawanan dari militer Nigeria mereda. Gerilyawan kami menimbulkan kerusakan besar pada fasilitas ini dan berusaha membakarnya seperti perintah yang diberikan kepada mereka," katanya.

Tidak bisa dipastikan apakah pernyataan MEND itu otentik.

MEND, kelompok paling lengkap persenjataannya diantara sejumlah kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah selatan penghasil minyak, mengklaim melancarkan sejumlah serangan sejak pemerintah Nigeria menawarkan amnesti pada Juni 2009.

Kelompok itu telah mendesak semua perusahaan minyak yang masih beroperasi di Delta Niger segera pergi, dengan mengancam melancarkan serangan-serangan baru.

MEND bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar yang mencakup Shell, Chevron dan Agip.

Serangan-serangan itu sempat membuyarkan harapan bahwa tawaran amnesti akan menciptakan masa tenang.

Delta Niger sejak 2006 dilanda kerusuhan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menyatakan berjuang untuk pembagian lebih besar dari kekayaan minyak di kawasan itu bagi penduduk setempat.

Kerusuhan itu telah menurunkan ekspor minyak Nigeria menjadi 1,8 juta barel per hari, dari 2,6 juta barel tiga setengah tahun lalu.

Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.

Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April tahun 2008, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010