Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamuddin mengatakan dalam minggu ini akan dibangun jalan untuk evakuasi bencana alam di lokasi gunung Kaba.

"Kita akan memulai perbaiki dan membangun jalan sebagai sarana mempermudah masyarakat untuk menyelamatkan diri dari ancaman letusan gunung Kaba di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu," katanya.

Ia mengatakan, jalan yang harus segera diperbaiki dari titik rawan jalan yang rusak sepanjang delapan kilometer (Km) " Saya minta pengerjaannya dalam bulan ini telah selesai sehingga melakukan kegiatan lainnya untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat.

Dalam tiga hari kedepan kita turunkan peralatan dan meterial untuk mengerjakan pembangunan jalan tersebut, setelah itu akan menindaklanjuti kegiatan lainnya untuk membantu masyarakat mengantisipasi korban jika terjadi bencana.

Sehingga masyarakat disekitar gunung api yang ada di wilayah Provinsi Bengkulu ini terhindar dari jatuhnya korban jiwa.

Perlunya melakukan upaya pencegahan itu karena aktivitas kegempaan vulkanik meningkat sejak September 2009 dari normal hanya 200 hingga 300 kali per bulan naik menjadi 350 kali pada September 2009, naik menjadi 1.130 kali pada Oktober 2009.

Sedangkan gempa vulkanik pada November 2009 sebanyak 852 kali, dan terbanyak pada Desember 2009 sebanyak 2.044 kali.

"Aktivitas gempa vulkanik memang fluktuatif menurun pada bulan Nopember ini baru terjadi sebanyak 256 kali guncangan dengan rata-rata kekuatan 0,9 Skala Richter tetapi kewaspadaan masyarakat terhadap bencana tersebut harus ditingkatkan," sebutnya.

Dengan demikian dapat menghindari dari semua risiko yang kemungkinan akan terjadi.

Ia menyebutkan sejarah Gunung Api Kaba telah terjadi letusan pada 1833 ,dan setiap tiga hingga lima tahunnya aktivitas terus meningkat hingga terakhir mengeluarkan lahar pada 1956 yang telah menelar korban jiwa mencapai 179 jiwa.

Setelah itu aktivitas gunung tersebut berhenti dan kembali pada status aman, namun setelah 54 tahun tidak memuntahkan lahar panas maka perlu dikhawatirkan karena dalam dua tahun terakhir letusan kecil meningkat. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010