Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja program percepatan vaksinasi COVID-19 di NTT menjadi faktor penentu dalam pemulihan ekonomi di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Perlu mendorong lebih banyak lagi vaksinasi serta lobi ke pemerintah pusat untuk mendapatkan alokasi vaksin yang lebih besar untuk pemulihan ekonomi di NTT," kata I Nyoman Ariawan Atmaja dalam pertemuan triwulan III 2021 Perwakilan BI NTT, Otoritas Jasa Keuangan NTT, dan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaraan NTT yang digelar secara virtual di Kupang, Jumat.

BI NTT mencatat realisasi vaksinasi COVID-19 di NTT per 17 Agustus 2021 untuk dosis I sebesar 16,77 persen atau 642,362 orang dan vaksinasi dosis II sebesar 10,21 persen atau 391.144 orang.

Sejumlah kendala dan tantangan yang perlu ditangani seperti kurangnya pemahaman akan vaksinasi dan informasi bohong terkait vaksin yang mempengaruhi masyarakat.

Selain itu permasalahan akses masyarakat ke kabupaten/kota untuk melakukan vaksinasi serta sasaran penerima vaksin yang tidak datang pada pelayanan vaksinasi dosis II.

Ariawan mendorong pemerintah daerah di NTT bersama instansi terkait lain agar mengatasi kendala ini untuk meningkatkan realisasi vaksinasi sehingga terbentuk kekebalan komunitas.

Kekebalan komunitas, kata dia harus cepat tercapai minimal 70-80 persen sehingga aktivitas ekonomi berlangsung lebih baik baik di sektor perdagangan, konsumsi rumah tangga, dan lainnya.

"Jadi game changer yang pertama itu adalah vaksinasi karena itu kami mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar bisa dipercepat," katanya.

Turut hadir sebagai narasumber pertemuan virtual Kepala OJK NTT Robert Sianipar, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan NTT Tri Budhianto, serta para peserta dari unsur pemerintah daerah, pimpinan lembaga jasa keuangan, asuransi, akademisi, dan media massa.
Baca juga: BI paparkan akselerasi vaksinasi terhadap pemulihan ekonomi global
Baca juga: Vaksin datang, Gubernur BI: Perlu bangun optimisme pemulihan ekonomi

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021