Boyolali (ANTARA News) - Warga di Lereng Gunung Merapi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang sudah kembali ke dusunnya masing-masing mulai berkativitas seperti biasa mengolah ladang pertaniannya.

Pantauan di Dusun Jarak, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jumat, menyebutkan, sejumlah warga setempat terlihat sudah mulai berkativitas mengolah tanah pertaniannya kembali, setelah rusak diguyur hujan abu tebal dampak letusan Merapi.

Menurut Sugiyo (45) warga Dusun Jarak, Jrakah, Selo, warga mulai beraktivitas menggarap ladang pertaniannya sudah dua hari ini.

Warga Jrakah sebelumnya telah mengungsi sejak kejadian semburan awan panas Merapi, pada Kamis (4/11) malam dan mereka mulai kembali ke rumah masing-masing, mulai Senin (15/11) tetapi secara berangsur-ansur.

Sugiyo menjelaskan, ladangnya sebelum bencana ditanami sayuran jenis daun bawang (loncang) dan labu siam. Tetapi, akibat dapat hujan abu vulkanik semuanya mati kering.

Menurut Sugiyo, ladangnya dalam waktu dekat ini, akan ditanami apa belum tahu. Karena, dia mengaku belum memiliki bibit yang akan ditanam.

"Saya yang penting mengolah tanah dulu agar dapat ditanami lagi. Saya hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk bibit sayuran dan pupuknya," kata Sugiyo.

Menurut dia, kalau hanya berdiam diri saja keluarganya akan mendapat penghasilan dari mana. Padahal, keluarganya setelah kembali dari pengungsian tidak memiliki uang untuk beli bibit maupun pupuk.

Kepala Desa Jrakah, Tumar, menjelaskan, warga yang sudah pulang dari pengungsian sekitar 90 persen dari total penduduk sebanyak 4.425 jiwa, sedangkan sisanya masih dalam pengungsian.

Menurut Tumar, warga yang kembali ke kampungnya sudah mulai beraktivitas mereka ada yang mencari rumput untuk ternaknya dan sebagian pengolah ladangnya.

Namun, warganya banyak yang bingung ladangnya akan ditanami apa, karena mereka belum mampu membeli bibit dan pupuknya.

Mereka mengolah ladangnya dengan cara mencangkul tanah yang terkena abu vulkanik dibalik agar dapat ditanami sayur mayur lagi.

Tumar mengatakan, kalau soal persediaan logistik atau jatah hidup bagi warga Desa Jrakah masih cukup lima hari ke depan. Mereka mendapatkan bantuan jadup dari pemerintah.

Sementara kondisi puncak Merapi sejak Jumat pagi hingga pukul 09.00 WIB ini, cerah dan terpantau mengeluarkan asap warna putih kecokelatan ke arah atas.

Menurut Tumar, kondisi Merapi tidak lagi mengeluarkan suara gemuruh lagi. Warga sudah menganggapnya Merapi telah aman, sehingga mereka melakukan aktivitas seperti hari biasa.

Sementara Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Dispertabunhut) Boyolali, Juwaris, menjelaskan, pemkab sedang mendata sesuai kelompok taninya masing-masing. Apa kebutuhan mereka segera diajukan bantuan ke pusat atau Kementerian Pertanian.

Menurut Juwaris, tanah pertanian mereka terkena abu vulkanik cukup tebal, sebaiknya harus dicampuri pupuk organik untuk dapat ditanami kembali.

"Kami sedang mengumpulkan kelompok tani untuk mendata penyaluran bantuan benih," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010