Boyolali (ANTARA News) - Dua orang warga Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang berboncengan mengendarai sepeda motor terseret arus lahar dingin saat hendak menyeberang Kali Apu, di Desa Tlogolele, namun tidak ada korban jiwa.

"Dua korban yakni Sutar (45) dan Suwarjo (35), keduanya warga Dukuh Pentongan, Desa Samiran, Selo. Kini keduanya masih dirawat ke Rumah Sakit Muntilan, Magelang," kata Mujianto, relawan Jalin Merapi, di Selo, Boyolali, Senin.

Menurut Mujianto, terseretnya sepeda motor yang ditumpangi kedua korban terjadi Minggu petang (21/11), tetapi sepeda motor mereka baru dapat dievakuasi Senin ini.

Awalnya kedua korban hendak menengok saudaranya di Desa Tlogolele dengan berkendara sepeda motor berboncengan.

Namun, saat melintasi Kali Apu yang berhulu di puncak Gunung Merapi, mereka terseret arus karena derasnya lahar dingin.

Kedua korban tidak mampu menguasai kendaraannya dan akhirnya mereka terseret lahar dingin hingga beberapa meter.

Mereka dapat ditolong warga setempat yang kebutulan berada di lokasi kejadian, tetapi kedua korban mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.

Komandan Rayon Militer Selo Kapten (Inf) Kasmadi membenarkan kejadian tersebut.

Dia mengimbau warga lebih waspada saat melalui jalur tersebut yang disebutnya sangat berbahaya karena berhulu dari Puncak Merapi. Dia meminta warga tidak melintasi di atas dam itu.

Sementara jumlah pengungsi di Boyolali yang masih bertahan di tempat pengungsi, hingga Senin ini, bertambah menyusul suara gemuruh dari puncak Merapi pada Minggu petang (21/11).

Menurut Asisten III Bidang Kesra Setda Boyolali yang juga Koordinator Penanggulangan Bencana, Syamsudin, jumlah pengungsi di Boyolali kota, sebanyak 1.900 jiwa, 300 jiwa warga Dusun Sepi, Jrakah mengungsi di Kantor Kecamatan Selo.

Selain itu, warga Tlogolele, sebanyak 2.055 jiwa juga masih bertahan di Sawangan, Magelang, sedangkan 1.783 jiwa asal Desa Klakah mengungsi di Desa Wonolela, Sawangan, Magelang.

"Sehingga, jumlah pengungsi, Senin ini, bertambah menjadi 6.036 jiwa. Padahal hari sebelumnya hanya 4.070 jiwa," kata Syamsudin.(*)

B018/Z003/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010