Banda Aceh (ANTARA News) - Kilang padi modern pertama ditargetkan beroperasi penuh pada Maret 2010, dengan kapasitas produksi beras mencapai delapan ton/jam.

Total investasi untuk membangun kilang padi modern di Samakurok, Kecamatan Panton Labu Kabupaten Aceh Utara itu mencapai Rp39 miliar, kata Dirut PT Peutari Tanisa Ivo Aswita Meutia di Banda Aceh, Jumat.

"Untuk saat ini, kilang padi modern itu merupakan salah satu terbesar di Pulau Sumatera. Kami menargetkan kilang padi tersebut bisa beroperasi penuh untuk menampung produksi padi masyarakat, khususnya di Aceh," katanya menambahkan.

Komponen mesin yang digunakan untuk pengolahan padi menjadi beras berkualitas merupakan produk "Buivanngo" dari Vietnam. "Ujicoba produksi telah kami lakukan dengan menghasilkan beras kualitas tinggi dan sedang, tidak kalah dengan produksi beras dari luar Aceh," kata Ivo.

"Kilang padi ini sebenarnya sudah berdiri dan beroperasi sejak 1957. Namun saat itu masih beroperasi secara tradisional dan kini komponen mesin pabrik sudah modern," kata dia.

Disebutkan, kehadiran kilang padi modern pertama kali di Aceh itu juga sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani terutam di Aceh Utara.

"Berpuluh-puluh tahun para petani menjual hasil panen padinya kepada para ijon (tengkulak) dengan harga murah. Kemudian, padi yang dihasilkan itu dijual ke luar Aceh dan dipasok kembali sudah menjadi beras kualitas baik ke Aceh dengan harga tinggi," kata dia.

Untuk kawasan Aceh Utara, ia memperkirakan luas areal panen padi setiap tahunnya mencapai sekitar 24 ribu hektar.

"Kalau mengandalkan produksi padi dari petani Aceh Utara, mungkin tidak cukup untuk kelangsungan operasional kilang kami. Karenanya, kehadiran kilang di Aceh Utara untuk menampung hasil panen di seluruh Aceh," kata dia. (A042/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010