Jakarta (ANTARA) – Besarnya potensi bisnis logistik membuat banyak pemain baru bermunculan, baik pemain lokal maupun asing dengan layanan dan tarif bervariasi serta daerah tujuan pengiriman yang berbeda pula.

Sayangnya, sebagian besar pemain baru ini hanya menyentuh satu bagian saja, yakni transportasi. Padahal, masih ada hal lainnya yang saling berhubungan yang harus dituntaskan agar bisa menekan biaya logistik di Indonesia. Sebut saja tarif, pergudangan, sistem jemput dan antar dari dan ke konsumen, jangkauan pengiriman barang hingga networking mitra bisnis.

Beni Syarifudin, Founder dan CEO Trawlbens mengakui bahwa tarif merupakan isu krusial di industri logistik. Bukan rahasia umum, jika tarif logistik di Tanah Air masih terbilang mahal, terutama kabupaten atau daerah tingkat dua lainnya. Bayangkan saja, biaya pengiriman barang dari China ke Jakarta, jauh lebih murah jika dibandingkan Jakarta ke Makasar atau Jakarta ke Manado.

“Jika disebut besaran ongkos kirimnya, semua pasti kaget. Ongkos pengiriman barang dari China ke Indonesia cuma Rp 9.000/kg. Tapi, ongkos kirim dari Jakarta ke Makassar bisa mencapai Rp 30 ribu/kg. Bahkan, dari Jakarta ke Manado bisa mencapai Rp 60 ribu/kg. Jika hal ini dibiarkan, bagaimana mungkin UMKM bisa bersaing dan berkembang dengan ongkos kirim yang begitu mahal?” ujar Beni.

Karena itu, kata Beni perbaikan biaya logistik secara signifikan menjadi hal yang sangat mendesak untuk dilakukan. Semua ini agar UMKM yang menjadi penopang ekonomi nasional bisa tumbuh dan pulih dari krisis ekonomi sebagai dampak pandemi covid-19.

Bukan sekedar isapan jempol, perbaikan tarif ini telah diimplementasikan di TrawlBens. “Tarif murah dan jujur telah menjadi komitmen saya saat mendirikan TrawlBens tahun 2020. Bahkan, ketika teman-teman pengusaha UMKM terkendala masalah logistik, terutama biaya logistik yang kurang ramah di kantong, kami hadir memberi solusi. Ini bukan janji tapi bukti,” katanya menegaskan.

Untuk memperkuat komitmen tarif murah dan jujur ini, Beni juga jeli memaksimalkan transformasi digital di industri logistik dengan men-create aplikasi TrawlBens. Dengan slogan “TrawlBens, A Super Logistic Apps In Your Hand!”, aplikasi ini menghadirkan layanan pengiriman berbasis teknologi digital paling lengkap ke seluruh Indonesia dengan mengutamakan tarif paling murah.

“Aplikasi ini bisa menjadi solusi permasalahan logistik bagi UMKM yang selama ini terkendala ongkos kirim yang mahal,” ujarnya.

Jadi, untuk mendapatkan tarif logistik riil, murah dan jujur, customer tinggal mengunduh aplikasi TrawlBens di smartphone, daftar, lalu pilih layanan TrawlPack. Kemudian pilih kota tujuan, isi data barang dan pilih armada pengiriman. Terakhir pilih order.

Sejurus kemudian, kurir Trawlbens akan datang menjemput barang yang ingin dikirimkan. Istimewanya lagi, selain ongkos kirim yang benar-benar murah, barang Anda akan dijemput secara gratis, tanpa biaya tambahan, jika Anda ada di area Jabodetabek.

Melalui aplikasi ini, secara langsung, customer bisa membuktikan tarif murah ini. Misalnya, biaya pengiriman untuk Jakarta dan kota besar di Jawa, hanya Rp 4000 sampai Rp 5.000 per kilogram. Untuk antar pulau ada di harga Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kilogram.

Rinciannya, biaya pengiriman Jakarta ke Jayapura, kalau yang lainnya rata-rata di angka Rp 85.000 sampai di atas Rp 100.000 per kilogram, di TrawlBens cukup bayar Rp 19.500 per kg dengan minimal pengiriman 10 kg. Contoh lainnya, biaya pengiriman Jakarta Ke Makasar, di TrawlBens sebesar Rp 6.500 per kg sedangkan jasa pengiriman lainnya pada umumnya rata-rata di angka Rp 30.000. Untuk Jakarta ke Manado cukup bayar Rp 9.000 per kg di TrawlBens, padahal umumnya tarif di angka Rp 50.000-Rp 60.000.

“Jadi sangat jauh sekali bedanya. Harga ini merupakan revolusi logistik, kami mengirim dengan penuh tanggung jawab. Harga murah, barang terjamin terkirim dengan aman. Ini bukan isapan jempol,” kata Beni.

Ada beberapa area pengiriman utama Trawlbens yang tarifnya lebih murah dibanding jasa kargo lain. Pertama, kawasan Sumatera yang meliputi Padang, Medan, Aceh, Pekanbaru, Palembang, Batam, dan Lampung. Kedua, kawasan Sulawesi, meliputi Makassar, Palu, Kendari, Gorontalo, Manado. Berikutnya, Kalimantan meliputi Banjarmasin, Pontianak dan Balikpapan.

Beni juga menegaskan bahwa aplikasi ini juga memperluas jangkauan skema alur bisnis logistik nasional. Sebelumnya skema logistik yang umum dipakai hanya dari produsen ke distributor atau retail. Melalui TrawlBens, skema itu bertambah menjadi produsen ke distributor atau retail, dan produsen atau distributor ke konsumen langsung. “Ini jelas akan menjadi angin segar bagi para pelaku bisnis di sektor logistik,” ujarnya. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021