Probolinggo (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo, Jatim mengoptimalkan sosialisasi kepada warga yang tinggal di sekitar Gunung Bromo terkait status awas gunung setempat.

"Masih ada penduduk di sini yang tinggal di radius 100 meter dari kawah gunung. Ini yang menjadi prioritas kami untuk terus melakukan sosialisasi," kata Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar Tarius pada saat rapat koordinasi penanggulangan bencana di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sabtu.

Menurut Zulfikar, penduduk sekitar Gunung Bromo hingga saat ini masih menganggap bahwa keluarnya asap hitam tebal dari kawah gunung merupakan hal biasa karena sering terjadi setiap tahunnya.

Padahal Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah meningkatkan status Gunung Bromo dari siaga ke awas.

Ia menilai warga kurang mempedululikan dampak yang akan terjadi jika gunung tersebut benar-benar meletus seperti halnya yang terjadi pada Gunung Merapi.

Untuk itu, lanjut dia, petugas kepolisian bekerja sama dengan aparat TNI terus melakukan sosialisasi kepada warga setempat.

"Biasanya sosialisasi kami lakukan pada malam hari. Kalau pagi sampai sore, mereka bekerja," ujarnya.

Diketahui dari pantauan PVMBG Gunung Bromo kembali mengalami dua letusan minor pada Sabtu (27/11) pukul 05.09 WIB hingga 11.45 WIB.

Sebelum meletus terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 20 kali dengan amplitudo 25 milimeter. Sedangkan ketinggian abu diperkirakan 1.000 meter.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010