Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak pada Sabtu menginstruksikan pihak militer siaga terhadap kemungkinan provokasi lagi oleh Korea Utara sementara tentara Korsel dan Amerika Serikat akan memulai latihan militer gabungan.

"Ada kemungkinan Korea Utara melakukan tindakan provokatif selama latihan (gabungan), jadi lakukan persiapkan sepenuhnya atas dasar kerja sama antara pasukan Korea Selatan dan Amerika untuk menghadapi provokasi," kata Presiden Lee seperti dikutip dalam pertemuan dengan para menteri dan pejabat terkait urusan militer.

Pertemuan itu diadakan pada Sabtu pagi untuk meninjau langkah-langkah menyusul serangan Korea Utara terhadap pulau Korea Selatan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan pekan ini.

Serangan tersebut menewaskan empat orang, termasuk dua anggota marinir.

Dalam pertemuan itu, Presiden Lee juga menyerukan usaha-usaha untuk membantu menormalisasi kehidupan penduduk di pulau Yeonpyeong, yang diserang, kata Hong Sang-pyo, sekretaris senior kepresidenan untuk urusan publik.

Seoul dan Washington akan mengadakan latihan gabungan yang diikuti unsur angkatan laut di Laut Kuning mulai Minggu sebagai aksi unjuk kekuatan terhadap Korea Utara yang berfaham komunis.

Kapal induk USS George Washington yang bertenaga nuklir dengan 6.000 pelaut dan 75 jet tempur, akan ikut serta dalam latihan itu yang akan berakhir Rabu.

Puluhan kapal perang lainnya juga akan dikerahkan dalam latihan tersebut.


Salahkan AS

Sementara itu Korea Utara pada Sabtu menyalahkan Amerika Serikat sebagai penyebab serangan negara Komunis itu terhadap satu pulau Korsel, dan menuding AS membawa konfrontasi antara kedua Korea untuk menggunakannya sebagai dalih meningkatkan kehadiran militer di kawasan itu.

Tuduhan tersebut muncul setelah Seoul dan Washington mengumumkan rencana latihan gabungan itu.

"Tak lama setelah insiden Yeonpyeong terjadi AS mengumumkan akan mengadakan latihan gabungan angkatan laut dengan pasukan boneka dari Korea Selatan yang di dalamnya ikut serta kapal induk George Washington di Laut Barat Korea seolah-olah latihan itu menunggu insiden terjadi sebelum segera mengirim kapal induk itu ke laut tersebut," demikian komentar kantor berita Korea Utara KCNA.

"Ini jelas mengindikasikan AS adalah kriminal yang sengaja merencanakan insiden itu dan sepenuhnya berada di balik kejadian tersebut," tambahnya.

Pyongyang menyatakan militernya hanya membalas serangan setelah pasukan Korea Selatan dan AS melancarkan serangan ke perairan di wilayahnya selama latihan gabungan di Laut Kuning.

Sebanyak 90 serangan artileri mendarat di pulau Korsel itu yang berpenghuni 1.400 penduduk sipil dan 300 tentara, polisi dan pejabat pemerintah.

Korea Utara mengatakan pihaknya menyayangkan jika ada penduduk sipil tewas dalam serangan itu. Dikatakannya, serangan artileri itu hanya diarahkan ke pangkalan-pangkalan militer.

"Jika benar (ada korban sipil), sangat disayangkan tetapi musuh (Korsel) seharusnya bertanggung jawab atas insiden itu karena mengambil tindakan tak berperikemanusiaan dengan membentuk "tameng manusia" dan menempatkan penduduk sipil di sekitar posisi artileri dan fasilitas militer sebelum dilancarkannya provokasi itu," katanya.

Korut juga memperbarui ancaman aksi militer lagi terhadap latihan militer pasukan AS dan Korsel.

"DPRK (Korut) sudah menahan diri dengan sabar. Tetapi musuh menyerang wilayah perairan dan DPRK melepaskan serangan di kawasan yang disengketakan kendati telah mengeluarkan peringatan berkali-kali," demikian komentar itu merujuk kepada nama resmi Korea Utara, Republik Demokrasi Rakyat Korea (DPRK).

"Jika AS akhirnya membawa kapal induknya ke Laut Barat Korea, tak seorangpun dapat memprediksi konsekuensi yang akan terjadi," tambahnya.


Kunjungan pejabat China


Di tengah-tengah ketegangan atas serangan artileri Korea Utara terhadap pulau Korea Selatan itu, seorang pejabat tinggi China melakukan kunjungan yang tak diumumkan ke Korea Selatan pada Sabtu dan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-hwan.

Pejabat China itu, Dai Bingguo, yang berkunjung bersama kepala juru runding nuklir Beijing, Wu Dawei, membahas serangan itu dan permbicaraan enam-pihak mengenai diakhirinya program nuklir Pyongyang dalam jamuan santap malam dengan Menlu Kim, kata pejabat Kemlu yang minta tak disebutkan namanya.

China telah menyatakan keprihatinan atas menuver-manuver yang akan melibatkan kapal induk AS tersebut.

Beijing sangat sensitif atas latihan-latihan gabungan seperti yang diadakan AS dan Korsel di perairan yang dekat dengan wilayahnya dan memprotes keras awal tahun ini ketika Seoul dan Washington mengumumkabn rencana latihan anti kapal selam besar-besaran sebagai tanggapan atas penenggelaman kapal perang Korsel oleh Korut Maret lalu.(*)

(Uu.M016/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010