Mamuju (ANTARA News) - Warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, berangsur-ansur meninggalkan lokasi pengungsian setelah isu akan terjadinya bencana gempa dan tsunami hanyalah "isapan jempol" belaka.

Pemantauan di Majene, Minggu, ribuan warga di Kelurahan Rangas Kecamatan Banggae yang terletak dipesisir pantai Kabupaten Majene telah meninggalkan lokasi pengunsian yang ada di sekitar fasilitas PT Pertamina dan SMK 5 Majene yang letaknya diatas perbukitan di wilayah itu.

Warga Kelurahan Rangas yang wilayahnya berada di sepanjang tanjung Kabupaten Majene tersebut mengunsi sejak tiga empat hari lalu karena mengkhawatirkan gempa dan tsunami yang diisukan akan terjadi 26 November 2010.

Mereka mengunsi dengan membawa sanak keluarganya serta membawa barang berharga dengan menempati tenda darurat yang mereka bangun secara swadaya di kompleks pertamina dan SMK 5 Majene itu.

Begitu juga dengan warga yang ada Desa Tallu Banua dan Desa Pelattoang Kecamatan Sendana yang tinggal di wilayah pesisir juga telah meninggalkan lokasi pengungsian mereka di wilayah pegunungan.

Mereka juga sebelumnya khawatir adanya isu gempa dan tsunami meski ternyata tidak terbukti karena kabar itu kabar burung dan telah dianggap sebagian warga isu menyesatkan.

"Seluruh warga telah meninggalkan lokasi pengunsian mereka, dan telah kembali kerumahnya masing-masing setelah mengunsi, mereka kembali dengan membawa barang berharga mereka," katanya.

Ia mengatakan, warga telah kelelahan melakukan pengunsian sementara bencana gempa dan tsunami yang ditakutkan tidak terjadi, apalagi telah banyak waktu mereka terbuang percuma, karena tidak beraktivitas secara normal.

"Seharusnya para warga bisa menghentikan pengunsian lebih awal seandainya pemerintah setempat dapat melakukan sosialisasi maksimal di Majene, bahwa tidak akan terjadi gempa dan tsunami di Majene tidak akan terjadi dan isu itu menyesatkan,"kata Nurdin salah seorang warga.

Hal senada dikatakan Anca, warga lainnya, yang menyatakan bahwa isu itu telah menyebabkan kerugian materi dan moril karena warga yang seharusnya menjalankan aktivitas terpaksa mengungsi dan sebagian harta warga yang ditinggalkan dijarah perampok.

(KR-MFH/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010