Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura melalui Stasiun Meteorologi Maritim setempat mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan adanya isu pasang surut laut dan terus memperhatikan pola tersebut melalui media sosial (medsos) resmi.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura Heri Purnomo di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar selalu waspada guna mengantisipasi dampak dari gempa bumi yang terjadi.

“Kini kondisi pasang surut air laut di wilayah Kota Jayapura sedang menuju surut dengan puncak surut air laut pada 3 Januari 2023, pukul 23.00 Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan ketinggian mencapai 0.2 meter,” katanya.

Namun setelah itu, kondisi ketinggian muka air laut akan naik menuju puncak pada 4 Januari 2023, pukul 07.00 WIT dengan ketinggian 1.2 meter berdasarkan gambar grafik.

Baca juga: Pemkot Jayapura imbau warga tidak panik setelah gempa magnitudo 5,2

Baca juga: BMKG: Gempa magnitudo 5,2 dirasakan di Kota dan Kabupaten Jayapura


“Untuk itu kondisi surut ketinggian permukaan air laut di Kota Jayapura kini dipengaruhi kondisi gravitasi yang mengikuti pola pasang surut air laut, sehingga kejadian surutnya air laut bukan dikarenakan akibat aktivitas dari gempa bumi,” ujarnya.

Dia menjelaskan untuk itu masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing informasi berita bohong dari sumber yang tidak kredibel untuk itu silakan mengikuti kanal resmi melalui aplikasi InfoBMKG, yang terverifikasi dan website resmi.

“Hingga pukul 19:30 WIT tercatat 170 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) yang mana terhitung sejak terjadinya gempa 4,9 magnitudo yang terjadi pada Senin 2 Januari 2023, pukul 03:24 WIT.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Jayapura Herlambang Hudha mengatakan pada pukul 21:55:21 WIT kembali terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,2 dirasakan Kota dan Kabupaten Jayapura di mana gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.*

Baca juga: BMKG: Gempa bumi M5,2 Jayapura akibat adanya aktivitas subduksi

​​​​Baca juga: BMKG catat 145 kali gempa susulan di Jayapura

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023