fenomena El Nino biasanya berpengaruh pada musim kemarau panjang
Jayapura (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura menyebutkan Papua memasuki tahap fenomena El Nino lemah untuk itu kepada seluruh masyarakat setempat untuk tetap berwaspada menghadapi fenomena tersebut.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jayapura Sulaiman kepada ANTARA di Jayapura, Jumat, mengatakan berdasarkan pemantauan index anomali Sea Surface Temperature (STT) kini Papua berada nilai plus 0.45 atau netral yang mana sedang berkembang ke arah El Nino lemah.

“Fenomena El Nino memiliki empat tingkatan pada posisi netral anomali yaitu -0,5 sampai dengan 0,5 STT, lemah yakni 0,5 sampai dengan 1,0 STT lalu sedang 1,0 sampai dengan 1,5 STT dan kuat lebih dari 1,5 STT,” katanya.

Menurut Sulaiman, sedangkan untuk kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) menuju positif di wilayah Papua tidak terdampak karena jaraknya yang cukup jauh, namun masyarakat tetap perlu waspada.

“Dampak yang terjadi fenomena El Nino biasanya berpengaruh pada musim kemarau panjang, sehingga intensitas curah hujan berkurang, tidak seperti biasanya,” ujarnya.

Baca juga: BMKG : Warga Manggarai Barat mesti waspada karhutla dampak El Nino
Baca juga: BMKG imbau warga Aceh waspada karhutla akibat dampak El Nino dan IOD


Dia menjelaskan kondisi normal curah hujan rata-rata wilayah di Papua berkisar 2.400 milimeter per tahun namun dengan ada fenomena El Nino bisa berkurang 40 persen atau sekitar 1.800 milimeter.

“Untuk itu kami terus melakukan pemantauan terhadap kondisi fenomena alam pada 2023, namun BMKG tetap mengingatkan kepada masyarakat selalu berwaspada serta siaga dalam menghadapi fenomena-fenomena yang terjadi terutama memasuki musim El Nino,” katanya lagi.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan fenomena El Nino yang semakin menguat dengan adanya Indian Ocean Dipole (IOD) menuju positif dapat memicu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.

Dwikorita dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, (6/6/2023) menyebut bahwa dua fenomena tersebut telah diprakirakan BMKG pada Maret 2023, di mana keduanya berpotensi mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

Baca juga: Wakil Ketua DPR ingatkan pemerintah antisipasi fenomena El Nino
Baca juga: BMKG imbau seluruh pihak menghemat air seiring masuknya musim kemarau
Baca juga: LSM Pantau Gambut: El Nino lipatgandakan potensi kerentanan karhutla


Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023