Jakarta (ANTARA) - Lifter Indonesia Ni Nengah Widiasih mengungkapkan cerita menarik di balik kesuksesannya meraih medali perak Paralimpiade Tokyo dari cabang para-powerlifting kelas 41kg putri.

Menurut perempuan yang akrab disapa Widi itu, ia tidak akan merebut perak seandainya tidak ada protes pelatih kepada dewan wasit.

Widi sukses membuka angkatan seberat 96kg. Namun ia mendapat bendera merah dari wasit usai melakukan angkatan keduanya seberat 98kg dengan mulus.

Angkatan itu pun didiskualifikasi oleh dewan wasit. Keputusan tersebut membuat Widi dan pelatihnya, Yanti, merasa tidak puas dan berniat untuk mengajukan protes.

“Setelah angkatan kedua saya didiskualifikasi, saya dan pelatih sempat ingin mempertanyakan keputusan itu. Namun kami mengurungkan niat itu. Kami baru akan melakukan protes jika pada angkatan ketiga saya juga dibatalkan,” kata Widi dalam siaran pers NPC Indonesia yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ni Nengah Widiasih bersyukur atas raihan perak Paralimpiade 

Gara-gara angkatan keduanya didiskualifikasi, Widi pun kembali memasukkan angka 98kg pada percobaan ketiganya. Sebelum itu, perempuan 28 tahun tersebut berada di posisi ketiga dan berpeluang membawa medali perunggu karena peringkat kedua dihuni oleh lifter Venezuela Clara Sarahy Munasterio Fuentes dengan angkatan 97kg.

Barbel seberat 98kg pun berhasil diangkat Widi dengan sempurna. Namun beberapa detik kemudian, Widi dikejutkan dengan keputusan wasit yang kembali mendiskualifikasi angkatannya.

“Setelah angkatan ketiga itu, wasit mengangkat bendera merah yang menandakan angkatan saya tidak mulus. Dengan cepat pelatih langsung menghampiri dewan wasit untuk mempertanyakan keputusan wasit itu dan meminta untuk di-review atau diputar ulang tayangan angkatan saya untuk melihat apa kesalahan saya,” ujar Widi.

“Setelah melihat video review, akhirnya dewan wasit menyatakan bahwa angkatan saya mulus dan tangan saya tidak miring sehingga dewan wasit mengesahkan angkatan saya,” tambahnya. 

Baca juga: Ni Nengah Widiasih raih medali pertama untuk Indonesia di Paralimpiade 

Perempuan asal Bali itu pada akhirnya mengamankan medali perak setelah pesaing terdekatnya, Fuentes, gagal melakukan angkatan ketiganya seberat 99kg.

Sementara itu, medali emas pada nomor ini diraih oleh lifter China Guo Lingling dengan angkatan terberat 108kg.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terus mendukung kontingen Paralimpiade Indonesia. Terima kasih juga kepada Pak Presiden Jokowi dan Pak Menpora Zainudin Amali yang terus mendukung tim Paralimpiade Indonesia,” pungkas Widi. 

Baca juga: Dubes Heri sambut gembira medali perak Ni Nengah Widiasih 
Baca juga: Round-up: Widiasih raih medali pertama, kans para-tenis meja terbuka 

 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021